Minggu, 27 Februari 2011

GREAT TEACHER


Ketika seseorang mendengar kata “guru”, banyak orang terbayang dengan sosok yang menyeramkan yang datang dengan buku bertumpuk-tumpuk, dan siap menjejalkan pelajaran seperti mereka menjejalkan pil/obat pada anak kecil. Ya, itu sosok guru yang dikenal jaman dulu, dan pertanyaannya haruskah guru dipandang demikian? Teman-teman calon pendidik anak bangsa, sudah saatnya kita mengubah definisi guru yang sudah terlanjur mendarah daging. Sebagai calon pendidik kita harus mengetahui teaching mindset. What is it? Guru yang sebenarnya bukanlah sekedar mengajarkan Matematika, Kimia, Fisika dan lain-lain. ada yang harus kita ubah panndangan kita mengenai guru“The best teacher teach from heart, not from book” Mengajar memerlukan hati, dimana suasana hati kita ketika mengajar akan sangat berpengaruh terhadap apa yang kita ajarkan. Suatu penelitian pernah membuktikan bahwa keefektifan belajar ditentukan oleh 90% faktor psikologis dan sosial, 10%nya ditentukan oleh faktor teknologis. Dan sebagai seorang fasilitator belajar kita harus bisa memanfaatkan proporsi yang 90% itu. Bagaimana caranya? Cuma ada satu cara yaitu membuat suasana belajar yang asyik. Suasana belajar yang asyik datang dari bagaimana sikap dan suasana hati si pendidik. Seperti sebuah pepatah dari I Gede Raka, Guru Besar ITB “Seseorang tidak bisa menyalakan lilin orang lain dengan lilin yang padam”. Artinya apa? Untuk menciptakan suasana yang semangat ,seorang guru juga harus lebih semangat. Jika ingin membuat suasana yang penuh keceriaan, maka seorang guru juga harus lebih ceria.

Seperti yang saya katakan di depan, bahwa seorang guru tidak hanya mengajarkan mata ajaran seperti Matematika, Fisika, Kimia, Bahasa dan lain-lain, tetapi lebih dari itu.
Seseorang tidak bisa mengajarkan apa yang dia mau
Seseorang tidak bisa mengajarkan apa yang dia tahu
Dia hanya bisa mengajarkan siapa dia
(Bung Karno dalam Buku “Bendera di Bawah Revolusi”)
Dalam penggalan artikel itu tersirat makna bahwa sebenarnya menjadi seorang guru bukanlah seseorang yang hanya bertugas mengajarkan apa yang dia mau, dan dia tahu namun lebih mengajarkan siapa dia. Pernyataan Bung Karno seolah mendapat jawaban dari William Arthur Ward bahwa:
The mediocre teacher tells. The good teacher explain. The superior teacher demonstrates and the great teacher inspires

A great teacher harus bisa menjadi inspirasi bagi anak didiknya. Untuk bisa menjadi inspirasi bagi anak didik Anda, Anda perlu menjadi pribadi yang dianggap sebagi panutan. Pertama yang harus Anda lakukan adalah menyukai apa yang Anda kerjakan. Ingatlah paradoks berbagi, dimana semakin berbagi, makin kita berkelimpahan. Untuk menerapkan paradoks berbagai Anda perlu mempunyai sifat abundance mentality yaitu mental yang berkelimpahan. Apa itu? Yaitu kuat dengan menguatkan orang lain, besar dengan membesarkan orang lain, maju dengan memajukan orang lain, cerdas dengan mencerdaskan orang lain, dan senang melihat orang lain senang. Menjadi guru itu menyenangkan, kesenangan dan kecintaan Anda yang mungkin akan mengantarkan Anda menjadi Great Teacher. You must love what you do!!!!! Selamat berkarya dan mencerdaskan anak bangsa!

NB: Sebagai bentuk notulensi Program ILS
Depok, 16 Febuari 2011

PENDIDIKAN TERBAIK DI DUNIA



Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di Dunia? Kalau Anda tidak tahu, tidak mengapa karena memang banyak yang tidak tahu bahwa negara yang menduduki peringkat pertama untuk kualitas pendidikan adalah Finlandia. Kualitas pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki, dimana perjanjian damai Indonesia dengan GAM dirundingkan, ini memang begitu luar biasa sehingga membuat iri semua guru di seluruh dunia.