Rabu, 27 Januari 2016

Kisah Tiga Orang Pelayan

Alkisah, disebuah kerajaan terdapat 3 orang pelayan istana yang sangat termasyur namanya. Mereka sebegitu terkenalnya di kalangan penduduk istana karena raja sangat menyayangi mereka. Suatu ketika sang raja memanggil ketiga orang dari mereka. Sang raja memerintahkan kepada setiap dari mereka agar mengambil karung. Ketiganya pun mengambil karung seperti yang disuruh oleh sang raja. Sang raja kemudian memerintahkan setiap dari mereka untuk pergi keluar dan mengisi karungnya itu dengan buah-buahan yang baik. Tampaknya sang raja tak memberikan penjelesan kenapa mereka disuruh seperti itu. Dan tampaknya, setiap dari muka mereka pun menjadi berbeda pada apa yang diperintahkan raja kali ini.

Pelayan yang pertama tampaknya sangat serius terhadap perintah raja. Pelayan yang ini hanya mengisi karungnya dengan buah-buahan terbaik yang manis rasanya, segar buahnya, lagi baik mutunya. Dia sangat yakin bahwa sang raja sangat sayang kepadanya dan mempunyai maksud dengan perintah ini.

Pelayan yang kedua tampaknya setengah serius dan setengah tak serius terhadap apa yang diperintahkan oleh raja kali ini. Dia merasa bahwa raja hanya memberikan perintah yang tak penting, akan tetapi dia juga takut kalau nanti sang raja marah kepadanya. Akhirnya dia mengisi karung kepunyaannnya dengan tak hanya dengan buah-buahan baik, tapi juga dengan buah-buah yang busuk, menghitam, lagi banyak belatungnya. Dia letakkan buah-buahan yang baik itu diatas dan yang buruk dibawah agar kelak sang raja mengira bahwa pelayannya ini benar-benar hanya membawa buah-buah yang baik.

Pelayan yang ketiga tampaknya benar-benar 100% tak serius terhadap apa yang diperintahkan oleh sang raja kepadanya. Hatinya penuh dengan keingkaran terhadap sang raja dan dia memiliki pendapat bahwa sang raja hanya mengerjainya saja, hanya sebatas usil saja, hanya perintah tanpa ada arti. Pelayan ini pun akhirnya mengisi karung yang dia miliki dengan rumput-rumput hijau. Rumput-rumput yang sama sekali tidak berbuah buah-buahan yang baik. Benar-benar hanya rumput hijau.

Pada waktu yang telah dijanjikan satu sama lain, mereka kembali ke depan mata sang raja dengan bawaan karungnya masing-masing. Alangkah terkejutnya mereka ketika sang raja memanggil pengawal kerajaan untuk memenjarakan mereka. Ternyata, perintah sang raja itu adalah sebuah tes kesetiaan kecil untuk menghadapi tes kesetiaan yang lebih besar ini, yaitu penjara. Di penjara ini ,mereka telah disediakan sel untuk masing-masing orang dari mereka. Rencananya mereka akan dikurung di sana tanpa diberi makan selama 2 bulan.

Apa yang terjadi kemudian dalam sel??

Pelayan pertama dengan tenanngnya menghadapi masa 2 bulan ini. Tentu saja ketenangannya ini disebabkan oleh isi dalam karungnya berupa buah-buahan segar sehingganya ia bisa memakannya dan cukup hingga 2 bulan. Tak ada masalah dalam dua bulan selanjutnya, ia keluar dengan sehat wal afiat tanpa kurang suatu apapun. Sungguh beruntung sekali pelayan nomor 1 ini.

Pelayan yang kedua dari mukanya terlihat sekali bahwa pelayan ini menyesal sekali terhadap apa yang ia perbuat dulu. “Andaikan saja saya mengisi karung ini penuh dengan buah-buahan segar seperti apa kata sang raja, mungkin saya tak akan mengalami kesusahan seperti ini.” Benak sang pelayan kedua. Dan tentu saja terdapat masalah yang pelayan nomor 2 ini alami, ia hanya bisa makan buah-buahan yang baik saja, sementara yang buruk nan busuk ia lemparkan ke dalam lubang tikus karena takut sakit jika memakannya. Sungguh menyedihkan nasib yang dialami pelayan ini, ia hanya bisa makan buah segar selama 1 bulan, selama 1 bulan lagi ia tak makan apa-apa. Sungguh sial. Yah, meskipun ia berhasil untuk keluar hidup-hidup dari penjara namun, tubuhnya sangat kurus sekali, bahkan ia keluar dalam keadaan pingsan.

Nah, bagaimana dengan pelayan ketiga? Sungguh amat sangat sial sekali keadaannya sekarang. Tak ada yang dapat dimakan dalam karungnya itu melainkan rumput-rumput hijau yang tak akan pernah bisa dicerna kecuali jika ia memiliki 4 lambung seperti sapi. Dan sungguh sial, pelayan ketiga ini hanyalah manusia biasa, bukan manusia sapi, bukan juga sapi yang mirip manusia, sudah tentu ia tak memiliki 4 perutnya sapi. Ia berkhayal andaikan ia memiliki satu kesempatan sekali lagi untuk mencari buah yang baik seperti diperintahkan sang raja yang amat menyayanginya. Ia juga menyalahkan diri sendiri, kenapa dia tak mempercaya perintah sang raja padahal selama ini sang raja amat besar cintanya kepada dirinya. Sekali lagi, sungguh sial, dia tak berhasil keluar dari sel itu dalam keadaan hidup. Sungguh amat sial sekali pelayan ketiga ini.

Selasa, 26 Januari 2016

REKAM JEJAK TAHUN 2015



Tahun 2015 menjadi tahun yang sangat tidak produktif bagi saya, pasalnya tidak ada satupun tulisan yang saya update di blog ini. Benar-benar nihil, ohhh my bad. Sebenernya bukan karena saya terlalu sibuk, tapi saya yang terlalu malas. Saya akan coba mengingat kembali yang pernah terjadi di tahun 2015.

Januari 2015
23 Januari 2015. Hari ini tepat segala gundah gulana berakhir. Hari itu adalah hari pengumuman diterimanya saya sebagai CPNS di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI dengan formasi jabatan yang sudah lama saya incar sebagai calon peneliti. Segala puji hanya milik Alloh. Dalam setiap doa saya tidak meminta agar saya jadi PNS, saya hanya berdoa jika ini memang terbaik buatku mohon dekatkanlah, dan mudahkanlah namun jika ini memang tidak baik buatku semoga diberikan pengganti yang lebih baik. Dan jawaban Alloh adalah inilah yang terbaik. Doa itu pun selalu menjadi penyemangat saya ketika suatu saat menghadapi masalah dan beratnya pekerjaan, karena Alloh yang telah memilih saya berada di tempat ini. Pengumuman ini sekaligus menjadi kado terindah saya untuk ulang tahun saya yang ke-24 yang jatuh tiga hari kemudian.

Februari 2015
11-17 Februari 2015. Travelling itu candu, ya dan saya sedang menikmati kecanduan itu. Selama tujuh hari saya gunakan untuk travelling ke Bali-Lombok, bersama partner travelling sekaligus orang pertama yang menyebarkan virus travelling sejak kepergian pertama kita Januari 2013 ke Thailand. Yappp she is dita. Liburan kali ini sudah direncanakan sejak satu tahun yang lalu, ketika saya masih bekerja di SMF Bedah Onkologi RS Kanker Dharmais. Saat menentukan tanggal, sempat bingung memang karena kita tidak tahu setahun ke depan kita bekerja di mana, sedang sibuk apa, hanya modal gambling saja. Yang saya tahu dita orangnya take a risk dan punya komitmen, begitu juga dengan saya. Alhamdulillah kesampaian juga. Ahhh lombok terlalu cantik untuk hanya dibayangkan, terlalu susah untuk dilupakan. Bali dengan budayanya dan eksotisnya.

Ngeteng dari terminal Ubud kemudian menyeberang dari Pelabuhan Padang Bai di Bali ke Pelabuhan Lembar Lombok. Berkenalan dengan supir, kemudian masih ngeteng lagi ke pelabuhan lembar menuju pelabuhan Bangsal dengan menumpang truk sampai tengah kota, masih harus lanjut lagi numpang mobil pick-up sampai Pelabuhan Bangsal untuk bisa menyeberang ke Gili Trawangan. Kesan saya tentang Gili Trawangan “ Omaigat this is in Indonesia?, kok orangnya bule semua?” malah saya orang lokal berasa jadi orang asing di negeri sendiri. Penduduk sana bahkan lebih jago ngomong Inggris ketimbang saya. Hahahaha... Ini pertama kalinya travelling cuma berdua dan cewek semua but I’am save kok..

Sepulang Trip Bali-Lombok
Saya resign dari Dharmais pada Januari 2015. Sebenarnya saya masih bisa bertahan beberapa bulan untuk sekedar mendapatkan tambahan uang jajan, ahhh tapi saya terlalu sayang melewatkan trip Bali-Lombok di mana itu harus bolos 7 hari, kan ga enak. Ya udah keluar aja sekalian. Ditambah lagi sebenernya saya sudah bosan juga dengan pekerjaan monoton di sana.. Tapi sepulang trip Bali – Lombok bingung juga mau ngapain, pengennya sih travelling lagi sampai mampus sebelum ada pemanggilan dan Kemenkes, tapi uangnya juga udah cekak coyy.. Trip Bali-Lombok saja sudah menghabiskan 3 juta. Yaudah lah kerja lagi cari sambilan dulu.
Sebelum berangkat ke Bali-Lombok saya sempet menolak tawaran entry data dari Silvi (temen biostat). Alasannya ya mau travelling dulu. Dan silvi pun sudah bilang mau cari orang lain saja. Ehhh yang namanya rejeki, mau sudah ditolak juga balik lagi. Sepulang dari Bali-Lombok silvi nawarin lagi.. Ya Alloh, memang kita ga boleh takut kekurangan, karena ada Alloh yang sudah mengatur rejeki kita.

Maret 2015
Project entry data itu sebisa mungkin saya selesaikan sampai akhir bulan Februari, pasalnya saya mikir mau pulang kampung buat tenangin pikiran dan istirahat. Setidaknya saya bisa berlama-lama di rumah sambil menunggu panggilan masuk dari Kemenkes yang entah kapan tak ada kabar. Bulan Maret hanya diisi benar-benar quality time di rumah. Sebagai anak rantau, menjadi barang mahal sebenernya bisa berlama-lama di rumah. So just feel like your home is your vacation destination, right?.

April 2015
1 April 2015. Ini adalah hari pertama masuk sebagai CPNS di Kementerian Kesehatan. Memakai baju hitam-putih khas anak magang, apalagi dengan tubuh saya yang mungil pasti udah kayak anak SMP, hehe... CPNS harus menjalani orientasi selama seminggu dari tanggal 1-8 April 2015. So excited ketemu temen-temen baru. 
9 April 2015. Hari dimana saya harus kembali ke Pusat masing-masing setelah menjalani orientasi. Deg-degan karena bakal ketemu temen-temen kerja di pusat, ahh mana saya sendiri. Sebenernya ada 3 orang CPNS cuma masing-masing dari kita memang berbeda sub bidang. Awalnya direncanakan saya harus rolling dari satu bidang ke bidang lain. Pertama masuk saya diajak orang kepegawaian di sub bidang Fasilitas dan Perbekalan (Faskal),, huuuhhh opo iki. Ehhh dalam rolling saya yang pertama itu Bu Boss langsung menawarkan saya untuk ditempatkan di situ saja. Yahhh saya mah apa boleh buat, mana bisa menolak. Ditambah lagi ada embel-embel akan diajak penelitian di Papua, nanti kamu ikut saja, ya saya mahh mudah tergiur kalo sudah ditawarin begituan. 
17-19 April 2015. It’s so special because this is my first time to climb a mountain. Gunung pertama yang akan saya daki adalah gunung Gede di daerah Sukabumi dengan ketinggian 2948 mdpl. Ini juga pertama kalinya saya ikutan open trip. Bersama 18 orang dalam satu tim dengan 2 orang teman saya yaitu kak Adhit dan Sitta. Mendaki bukan soal menaklukkan gunung dan alam, tapi soal menaklukkan diri sendiri, menaklukkan ego, dan memaknai betapa kecilnya kita dibanding jagat raya ini. Dalam pendakian pertama saya langsung merasakan bonus-bonus pengalaman naik gunung. Mengurusi orang hipotermia yang sebenernya membuat saya ketakutan, takut teman saya tidak bisa tertolong, nge-camp dadakan, dan diluar dugaan, saya kira saya hanya akan bantu-bantu masak saja, ahhh tapi mau tidak mau saya harus siap diandalkan untuk jadi juru masak meskipun sebenernya cuma masak mie dan nasi goreng sihh, hehe.. Pendakian ini adalah bentuk kegilaan saya. Pertama saya belum ada sebulan masuk kerja sebagai CPNS, dan hampir tidak diijinkan oleh orang tua karena masih anak baru jangan macam-macam dulu. Kedua sebenernya tabungan saya sudah sangat menipis karena belum terima gaji, bahkan saya saja harus ngutang dulu sama temen. Ketiga karena besok Seninnya tanggal 20 April adalah debut pertama saya ikut turun lapangan ambil data mengenai HIV pada anak, memang sihh lokasi cuma di Jakarta Utara, tapi yang namanya habis naik gunung kan capeknya pol-polan. Kalo sedang sangat capek, mata saya bisa membesar, makanya pas di kantor langsung ditanya sama bu boss “kamu habis ngapain emang semalem chi?” dari naik gunung bu, jawab saya.  Tapi pengen naik lagiiiiiii... ketagihan.

Mei 2015
Rasanya Mei tak ada yang spesial, sejauh saya memutar kembali memori di otak. Bulan itu yang saya ingat, saya tengah belajar beradaptasi di tempat kerja yang baru. Saat itu project pertama yang harus saya selesaikan adalah seleksi enumerator studi kajian Maternal dan Neonatal.

Juni 2015
Juni pun rasanya saya masih berkutat dengan pekerjaan baru sebagai CPNS. Yang spesial di bulan ini, saya mengikuti penelitian tentang HIV pada anak di daerah Jakarta Utara. Bertemu dengan anak-anak penderita HIV, yang membuat hati bergetar. Anak balita tak punya salah apa-apa tapi harus menanggung sakit HIV, harus minum obat sepanjang hidupnya. Sebagian besar dari mereka mendapatkan penyakit itu dari orangtuanya, akibat perilaku bejat orangtuanya. Ohh kejamnya dunia ini...

Juli 2015
Rasanya hidup saya dalam beberapa bulan itu memang hanya urusan kantor dan kosan saja. Ga ada travelling, ga ada main-main. Uang juga masih belum stabil juga saat itu. Untung saat itu ada Uji Coba Kuesioner Kajian Maternal dan Neonatal di Cianjur, Jawa Barat, setidaknya bisa merefresh otak kerja sambil jalan-jalan dan mengobati rasa rindu saya untuk travelling. Ini juga merupakan project pertama saya pergi untuk penelitian bersama ibu-bapak di kantor, bepergian yang sampai nginap maksud saya sekaligus pengalaman pertama saya ikut dalam uji coba kuesioner.

Agustus 2015
Bulan Agustus diisi dengan diklat Prajabatan Golongan III di Ciloto selama 18 hari. Bertemu dengan teman-teman baru. Ternyata prajabatan tidak semenyeramkan yang saya pikirkan. Saya kira harus disiplin seperti semi militer, ternyata nyantai aja tuh. Bahkan ada semboyan dari kita “prajab itu kegiatan utamanya makan, makan, naik tangga, sedangkan pelajaran di kelas hanyalah selingan, hehe...”. Yang paling saya suka dari Prajab ini adalah pemandangan di Balai Besar Ciloto yang dikelilingi oleh gunung Gede Pangrango. Kapan lagi bangun pagi menikmati megahnya gunung Gede Pangrango, kapan lagi bisa belajar di udara sejuk dan berbaur dengan alam sambil menikmati pemandangan gunung. Ahhh mahal sekali iniii... mungkin memang saya yang kurang piknik.

September 2015
Selesai dari prajabatan, kok rasanya saya sedih kembali ke kantor, karena saya merasa harus kembali ke dunia nyata sedangkan prajab seperti dunia maya saja. Kembali dengan rutinitas kerja.

Oktober 2015
Yahh menjalani dunia kerja sebagai PNS seperti biasa aja. Nothing special. (Merasa monoton banget hidupnya)

November 2015
Bulan ini ada yang spesial, yaitu tugas dinas pertama saya ke luar Jawa untuk uji coba kuesioner Survei Indikator Kesehatan (Sirkesnas) di Palu dari tanggal 25 November sampai 2 Desember 2015. Kepergian ini adalah untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di pulau Sulawesi. Tentang debut pertama saya ini jujur saya agak kecewa dengan diri saya sendiri, karena merasa belum maksimal. Dalam setiap perjalanan dinas yang juga selalu saya pikirkan adalah liburan gratis alias kerja sambil jalan-jalan. Beberapa obyek wisata yang sempat saya kunjungi antara lain, jembatan merah dan jembatan kuning icon kota Palu, Pantai Talise, Masjid Apung, Pantai Tanjung Karang dan Pantai Boneage.

Desember 2015
Bulan ini berkutat dengan penyusunan laporan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai). SKP itu semacam kontrak kerja pegawai yang berisi apa-apa yang harus dikerjakan selama satu tahun. Bulan ini juga saya mengejar untuk bisa menyelesaikan proposal penelitian Riset Pembinaan Kesehatan (Risbinkes). Yang spesial lagi tahun ini adalah akhirnya kakak saya nomer 3 menikah dengan gadis pujaan hatinya. Akhirnya punya mba baru lagi, yeeaaay... Semoga jadi keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah ya mas, mba kesayangan, dan semoga saya segera menyusul (ehh...)

Selesai sudah rekam jejak 2015, semoga 2016 lebih banyak belajar, lebih spektakuler, lebih bermanfaat, dan segala yang terlantun dalam doa dijabah Alloh. Amin
Jakarta, 26 Januari 2016
(ditulis saat pertambahan umur ke seperempat abad)