Tahun
2015 menjadi tahun yang sangat tidak produktif bagi saya, pasalnya tidak ada
satupun tulisan yang saya update di
blog ini. Benar-benar nihil, ohhh my bad.
Sebenernya bukan karena saya terlalu sibuk, tapi saya yang terlalu malas. Saya
akan coba mengingat kembali yang pernah terjadi di tahun 2015.
Januari 2015
23 Januari 2015. Hari
ini tepat segala gundah gulana berakhir. Hari itu adalah hari pengumuman
diterimanya saya sebagai CPNS di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Kesehatan RI dengan formasi jabatan yang sudah lama saya incar sebagai calon
peneliti. Segala puji hanya milik Alloh. Dalam setiap doa saya tidak meminta
agar saya jadi PNS, saya hanya berdoa jika ini memang terbaik buatku mohon
dekatkanlah, dan mudahkanlah namun jika ini memang tidak baik buatku semoga
diberikan pengganti yang lebih baik. Dan jawaban Alloh adalah inilah yang
terbaik. Doa itu pun selalu menjadi penyemangat saya ketika suatu saat
menghadapi masalah dan beratnya pekerjaan, karena Alloh yang telah memilih saya
berada di tempat ini. Pengumuman ini sekaligus menjadi kado terindah saya untuk
ulang tahun saya yang ke-24 yang jatuh tiga hari kemudian.
Februari 2015
11-17 Februari 2015. Travelling itu
candu, ya dan saya sedang menikmati kecanduan itu. Selama tujuh hari saya
gunakan untuk travelling ke Bali-Lombok, bersama partner travelling sekaligus orang pertama yang menyebarkan virus travelling sejak kepergian pertama kita
Januari 2013 ke Thailand. Yappp she is
dita. Liburan kali ini sudah direncanakan sejak satu tahun yang lalu,
ketika saya masih bekerja di SMF Bedah Onkologi RS Kanker Dharmais. Saat
menentukan tanggal, sempat bingung memang karena kita tidak tahu setahun ke
depan kita bekerja di mana, sedang sibuk apa, hanya modal gambling saja. Yang saya tahu dita orangnya take a risk dan punya komitmen, begitu juga dengan saya.
Alhamdulillah kesampaian juga. Ahhh lombok terlalu cantik untuk hanya
dibayangkan, terlalu susah untuk dilupakan. Bali dengan budayanya dan
eksotisnya.
Ngeteng
dari terminal Ubud kemudian menyeberang dari Pelabuhan Padang Bai di Bali ke
Pelabuhan Lembar Lombok. Berkenalan dengan supir, kemudian masih ngeteng lagi
ke pelabuhan lembar menuju pelabuhan Bangsal dengan menumpang truk sampai tengah
kota, masih harus lanjut lagi numpang mobil pick-up
sampai Pelabuhan Bangsal untuk bisa menyeberang ke Gili Trawangan. Kesan saya
tentang Gili Trawangan “ Omaigat this is
in Indonesia?, kok orangnya bule semua?” malah saya orang lokal berasa jadi
orang asing di negeri sendiri. Penduduk sana bahkan lebih jago ngomong Inggris
ketimbang saya. Hahahaha... Ini pertama kalinya travelling cuma berdua dan cewek semua but I’am save kok..
Sepulang Trip Bali-Lombok
Saya resign dari Dharmais pada Januari 2015.
Sebenarnya saya masih bisa bertahan beberapa bulan untuk sekedar mendapatkan
tambahan uang jajan, ahhh tapi saya terlalu sayang melewatkan trip Bali-Lombok
di mana itu harus bolos 7 hari, kan ga enak. Ya udah keluar aja sekalian.
Ditambah lagi sebenernya saya sudah bosan juga dengan pekerjaan monoton di
sana.. Tapi sepulang trip Bali – Lombok bingung juga mau ngapain, pengennya sih
travelling lagi sampai mampus sebelum
ada pemanggilan dan Kemenkes, tapi uangnya juga udah cekak coyy.. Trip Bali-Lombok
saja sudah menghabiskan 3 juta. Yaudah lah kerja lagi cari sambilan dulu.
Sebelum
berangkat ke Bali-Lombok saya sempet menolak tawaran entry data dari Silvi (temen biostat). Alasannya ya mau travelling dulu. Dan silvi pun sudah
bilang mau cari orang lain saja. Ehhh yang namanya rejeki, mau sudah ditolak
juga balik lagi. Sepulang dari Bali-Lombok silvi nawarin lagi.. Ya Alloh,
memang kita ga boleh takut kekurangan, karena ada Alloh yang sudah mengatur
rejeki kita.
Maret 2015
Project entry data itu
sebisa mungkin saya selesaikan sampai akhir bulan Februari, pasalnya saya mikir
mau pulang kampung buat tenangin pikiran dan istirahat. Setidaknya saya bisa
berlama-lama di rumah sambil menunggu panggilan masuk dari Kemenkes yang entah
kapan tak ada kabar. Bulan Maret hanya diisi benar-benar quality time di rumah.
Sebagai anak rantau, menjadi barang mahal sebenernya bisa berlama-lama di
rumah. So just feel like your home is
your vacation destination, right?.
April 2015
1 April 2015. Ini
adalah hari pertama masuk sebagai CPNS di Kementerian Kesehatan. Memakai baju
hitam-putih khas anak magang, apalagi dengan tubuh saya yang mungil pasti udah
kayak anak SMP, hehe... CPNS harus menjalani orientasi selama seminggu dari
tanggal 1-8 April 2015. So excited ketemu
temen-temen baru.
9 April 2015. Hari
dimana saya harus kembali ke Pusat masing-masing setelah menjalani orientasi.
Deg-degan karena bakal ketemu temen-temen kerja di pusat, ahh mana saya
sendiri. Sebenernya ada 3 orang CPNS cuma masing-masing dari kita memang
berbeda sub bidang. Awalnya direncanakan saya harus rolling dari satu bidang ke
bidang lain. Pertama masuk saya diajak orang kepegawaian di sub bidang
Fasilitas dan Perbekalan (Faskal),, huuuhhh opo iki. Ehhh dalam rolling saya
yang pertama itu Bu Boss langsung menawarkan saya untuk ditempatkan di situ
saja. Yahhh saya mah apa boleh buat, mana bisa menolak. Ditambah lagi ada
embel-embel akan diajak penelitian di Papua, nanti kamu ikut saja, ya saya mahh
mudah tergiur kalo sudah ditawarin begituan.
17-19 April 2015. It’s so special because this is my first
time to climb a mountain. Gunung pertama yang akan saya daki adalah
gunung Gede di daerah Sukabumi dengan ketinggian 2948 mdpl. Ini juga pertama
kalinya saya ikutan open trip. Bersama 18 orang dalam satu tim dengan 2 orang
teman saya yaitu kak Adhit dan Sitta. Mendaki bukan soal menaklukkan gunung dan
alam, tapi soal menaklukkan diri sendiri, menaklukkan ego, dan memaknai betapa
kecilnya kita dibanding jagat raya ini. Dalam pendakian pertama saya langsung
merasakan bonus-bonus pengalaman naik gunung. Mengurusi orang hipotermia yang
sebenernya membuat saya ketakutan, takut teman saya tidak bisa tertolong, nge-camp dadakan, dan diluar dugaan, saya
kira saya hanya akan bantu-bantu masak saja, ahhh tapi mau tidak mau saya harus
siap diandalkan untuk jadi juru masak meskipun sebenernya cuma masak mie dan
nasi goreng sihh, hehe.. Pendakian ini adalah bentuk kegilaan saya. Pertama
saya belum ada sebulan masuk kerja sebagai CPNS, dan hampir tidak diijinkan oleh
orang tua karena masih anak baru jangan macam-macam dulu. Kedua sebenernya
tabungan saya sudah sangat menipis karena belum terima gaji, bahkan saya saja
harus ngutang dulu sama temen. Ketiga karena besok Seninnya tanggal 20 April
adalah debut pertama saya ikut turun lapangan ambil data mengenai HIV pada
anak, memang sihh lokasi cuma di Jakarta Utara, tapi yang namanya habis naik
gunung kan capeknya pol-polan. Kalo sedang sangat capek, mata saya bisa
membesar, makanya pas di kantor langsung ditanya sama bu boss “kamu habis
ngapain emang semalem chi?” dari naik gunung bu, jawab saya. Tapi pengen naik lagiiiiiii... ketagihan.
Mei 2015
Rasanya
Mei tak ada yang spesial, sejauh saya memutar kembali memori di otak. Bulan itu
yang saya ingat, saya tengah belajar beradaptasi di tempat kerja yang baru.
Saat itu project pertama yang harus
saya selesaikan adalah seleksi enumerator studi kajian Maternal dan Neonatal.
Juni 2015
Juni
pun rasanya saya masih berkutat dengan pekerjaan baru sebagai CPNS. Yang
spesial di bulan ini, saya mengikuti penelitian tentang HIV pada anak di daerah
Jakarta Utara. Bertemu dengan anak-anak penderita HIV, yang membuat hati
bergetar. Anak balita tak punya salah apa-apa tapi harus menanggung sakit HIV,
harus minum obat sepanjang hidupnya. Sebagian besar dari mereka mendapatkan
penyakit itu dari orangtuanya, akibat perilaku bejat orangtuanya. Ohh kejamnya dunia ini...
Juli 2015
Rasanya
hidup saya dalam beberapa bulan itu memang hanya urusan kantor dan kosan saja. Ga
ada travelling, ga ada main-main.
Uang juga masih belum stabil juga saat itu. Untung saat itu ada Uji Coba
Kuesioner Kajian Maternal dan Neonatal di Cianjur, Jawa Barat, setidaknya bisa
merefresh otak kerja sambil jalan-jalan dan mengobati rasa rindu saya untuk travelling. Ini juga merupakan project pertama saya pergi
untuk penelitian bersama ibu-bapak di kantor, bepergian yang sampai nginap
maksud saya sekaligus pengalaman pertama saya ikut dalam uji coba kuesioner.
Agustus 2015
Bulan
Agustus diisi dengan diklat Prajabatan Golongan III di Ciloto selama 18 hari.
Bertemu dengan teman-teman baru. Ternyata prajabatan tidak semenyeramkan yang
saya pikirkan. Saya kira harus disiplin seperti semi militer, ternyata nyantai
aja tuh. Bahkan ada semboyan dari kita “prajab itu kegiatan utamanya makan,
makan, naik tangga, sedangkan pelajaran di kelas hanyalah selingan, hehe...”.
Yang paling saya suka dari Prajab ini adalah pemandangan di Balai Besar Ciloto
yang dikelilingi oleh gunung Gede Pangrango. Kapan lagi bangun pagi menikmati
megahnya gunung Gede Pangrango, kapan lagi bisa belajar di udara sejuk dan
berbaur dengan alam sambil menikmati pemandangan gunung. Ahhh mahal sekali
iniii... mungkin memang saya yang kurang piknik.
September 2015
Selesai
dari prajabatan, kok rasanya saya sedih kembali ke kantor, karena saya merasa
harus kembali ke dunia nyata sedangkan prajab seperti dunia maya saja. Kembali
dengan rutinitas kerja.
Oktober 2015
Yahh
menjalani dunia kerja sebagai PNS seperti biasa aja. Nothing special. (Merasa monoton banget hidupnya)
November 2015
Bulan
ini ada yang spesial, yaitu tugas dinas pertama saya ke luar Jawa untuk uji
coba kuesioner Survei Indikator Kesehatan (Sirkesnas) di Palu dari tanggal 25 November
sampai 2 Desember 2015. Kepergian ini adalah untuk pertama kalinya saya menginjakkan
kaki di pulau Sulawesi. Tentang debut pertama saya ini jujur saya agak kecewa
dengan diri saya sendiri, karena merasa belum maksimal. Dalam setiap perjalanan
dinas yang juga selalu saya pikirkan adalah liburan gratis alias kerja sambil
jalan-jalan. Beberapa obyek wisata yang sempat saya kunjungi antara lain,
jembatan merah dan jembatan kuning icon kota Palu, Pantai Talise, Masjid Apung,
Pantai Tanjung Karang dan Pantai Boneage.
Desember 2015
Bulan
ini berkutat dengan penyusunan laporan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai). SKP itu
semacam kontrak kerja pegawai yang berisi apa-apa yang harus dikerjakan selama
satu tahun. Bulan ini juga saya mengejar untuk bisa menyelesaikan proposal
penelitian Riset Pembinaan Kesehatan (Risbinkes). Yang spesial lagi tahun ini
adalah akhirnya kakak saya nomer 3 menikah dengan gadis pujaan hatinya.
Akhirnya punya mba baru lagi, yeeaaay... Semoga jadi keluarga sakinah,
mawaddah, warrahmah ya mas, mba kesayangan, dan semoga saya segera menyusul
(ehh...)
Selesai
sudah rekam jejak 2015, semoga 2016 lebih banyak belajar, lebih spektakuler,
lebih bermanfaat, dan segala yang terlantun dalam doa dijabah Alloh. Amin
Jakarta, 26 Januari 2016
(ditulis saat
pertambahan umur ke seperempat abad)