Sudah menjadi kodrat wanita yang normal untuk menjadi ibu bagi anak-anaknya. Sudah menjadi kodrat wanita melahirkan, menyusui dan merawat anak. Itulah keistimewaan wanita yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh seorang lelaki atau bapak. Menyadari kodrat itu tentu banyak hal yang harus dipersiapkan oleh seorang wanita sebelum menjadi ibu, agar anak-anaknya bisa tumbuh sehat, sejahtera, berbudi pekerti luhur, sholeh/ sholehah dan segala yang baik untuk sang anak. Menjadi seorang ibu bukan hal sepele yang hanya sekedar menikah lalu mempunyai anak. Namun ada tanggung jawab moral yang jauh lebih besar.
Ketika aku sakit cacar, penyakit yang belum pernah aku alami sebelumnya, aku langsung teringat dengan ibu di Kebumen. Seketika itu aku langsung menelpon dan setelah hasil pemeriksaan dokter aku dinyatakan positif terkena cacar. Tanpa berpikir panjang aku langsung memutuskan untuk pulang ke Kebumen. Padahal pada saat itu kondisi sangat tidak memungkinkan untuk pulang karena banyak hal penting yang harus diselesaikan . Harus meninggalkan amanah di sebuah kepanitiaan, harus meninggalkan 2 ujian dan tugas-tugas kampus. Ikhlas, aku rasa itu akan membuat semua kondisi jauh lebih baik. Dari cerita itu aku hanya berpikir bahwa begitu sentralnya dan pentingnya posisi seorang ibu. Satu point penting yang perlu diingat bahwa seorang ibu harus bisa menjadi dokter bagi keluarga. Tak perlu menjadi ahli, yang penting seorang ibu mampu menyembuhkan dan mengatasi masalah-masalah kesehatan dasar, agar tak semua penyakit harus pergi ke rumah sakit, atau klinik jika memang masih bisa ditangani oleh seorang ibu.
Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh peran ibu. Dimana keberhasilan itu diawali sejak bayi masih dalam kandungan terutama pada trimester pertama dimana, sel-sel sedang dibentuk. Seorang ibu harus tahu mengenai hal itu agar perilaku dan asupan gizi lebih dipertimbangkan. Bayi yang lahirnya BBLR (berat bayi lahir rendah) akan mengakibatkan bayi tumbuh menjadi anak yang rentan terhadap penyakit degeneratif. Tidak hanya itu study membuktikan bahwa kecerdasan erat hubungannya dengan asupan gizi. Terutama pada 2 tahun pertama kehidupan yaitu sebagai masa-masa emas pertumbuhan. Masih banyak hal yang perlu diketahui oleh ibu terkait dengan pola asuhan dan asupan anak, yang jika aku jelaskan di sini bisa menjadi sangat panjang. Yang saya tulis di sini hanyalah contoh yang sangat sederhana dimana seorang ibu ternyata HARUS mengetahui akan ilmu gizi.
Menjadi seperti apa anak kelak sangat bergantung dari pola asuhan ibu (meski tidak memungkiri sang ayah juga memiliki peran). Seorang ibu juga harus paham akan ilmu agama. di mana nilai-nilai yang ditanamkan ibu akan membekas di kehidupan sang anak kelak. Contoh sederhananya adalah penanaman sholat dan membaca Al-Quran sejak dini. Di situlah harus ditanamkan bahwa hukum mengerjakan sholat itu wajib dan mencontohkan bahwa kita harus sholat lima kali sehari dan sebagainya. Sehingga jika sang anak sudah besar dia akan senantiasa menjalankan sholat. Anak bisa menjadi seorang yang kafir (nau’dzubillah), menjadi pencuri, menjadi seorang munafik dan sebagainya jika sejak dini si ibu tidak mengajarkan hal-hal yang baik.
Seorang ibu menurutku juga penting untuk mengetahui ilmu psikologi. Ilmu psikologi sangat penting dalam mengasuh anak, karena dengan ilmu psikologi ibu akan jauh lebih bisa mengetahui keadaan si anak dan dapat menerapkan pola asuh paling efektif. Sehingga ketika keinginan sang ibu tidak dapat dipenuhi oleh si anak, ibu tidak hanya sekedar memarahi dan memeberikan hukuman yang berat yang sebenarnya belum pantas untuk anak seusia dia. Dengan ilmu psikologi diharapkan seorang ibu bisa mejadi psikolog bagi keluarga dimana keberadaannya mampu menyelesaikan setiap masalah yang ada, apalagi ketika anak sudah menginjak usia remaja.
Seorang ibu harus bisa menjadi guru bagi anak-anaknya yag tidak hanya mengajarkan nilai moral yang baik, namun diharapkan juga bisa menjadi guru sekolah kedua di rumah dimana ibu mampu membantu si anak belajar kaitannnya dengan pelajaran di sekolah. Jika ibu bisa menjadi guru bagi si anak maka ibu pasti akan memperjuangkan pendidikan yang tinggi bagi si anak.
Terkait dengan keuangan ibu juga harus mengetahui ilmu ekonomi. Dimana ibu bisa membelanjakan dan memanage keuangan keluarga dengan seefektif dan seefisien mungkin. Dalam hal itu ibu pasti dihadapkan dengan berbagai pilihan, dan ibu harus menyusun skala prioritas. Dalam hal ini ibu perlu menerapkan teori opportunity cost. Yaitu biaya yang hilang jika kita memilih alternatif (pilihan) lain. Dengan menerapkan teori ibu diharapkan keuangan keluarga tidak akan menemui masalah.
Jika harus menulis apa saja yang harus dimiliki seorang ibu saya rasa masih sangat banyak. Namun, yang saya tulis di atas saya harap bisa menggugah para calon ibu bahwa peranan mereka sangat vital di keluarga. Banyak ilmu yang harus kita ketahui, jangan pernah puas untuk belajar hanya pada satu ilmu yang kita pelajari sekarang. Kita perlu melirik ilmu lain juga. Belajar tidak harus duduk di lembaga pendidikan formal seperti sekolah dan kuliah. Media internet yang semakin berkembang bisa kita manfaatkan sebagai sarana untuk belajar. Orang atau teman lain bisa kita minta ilmu, dan pengalamannya. Mari sama-sama belajar karena memang kodrat seorang wanita adalah sebagai seorang ibu. Ibuku adalah ibu yang HEBAT meski bukan orang yang berpendidikan tinggi namun bisa menerapkan semua ilmu itu, terimakasih untuk semua pengorbanan. Terimakasih untuk semua ibu di dunia.Semoga tulisan ini bisa bermanfaat.
Kebumen, 14 November 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar