Senin, 10 Januari 2011

Surat Untukmu Bapak Dosen


Wahai bapak dosen yang selalu mengaku sebagai raja dalam kelas. Ketahuilah bahwa banyak hati-hati yang terluka ketika melihat huruf C+ menyapa di website akademik kami. Ada apa gerangan?? Aku kira C+ hanya menyapaku, tapi C adil karena dia juga menyapa teman-temanku yang lain. Nilai ini jelas tidak menggambarkan kemampuanku. Entah aku yang terlalu percaya diri atau Anda yang terlalu idealis dengan urusan nilai. Namun, aku tetap bersyukur karena ternyata ada teman yang kabarnya tidak lulus mata kuliah ini.
Bapak, kami rasa kami tidak terlalu bodoh, dan ketahuilah untuk urusan ujian pasti kami akan memperjuangkan mata kuliah Anda. Bagi kami tidak ada target kecuali A. Bagi kami mata kuliahmu tidaklah terlalu sulit, masih ada mata kuliah yang serupa meski tidak sama pada semeter ini, lebih sulit bahkan. Namun, tahukah kau bapak, aku masih bisa mendapatkan nilai A. Sistem belajar yang kau terapkan sungguh tidak profesional dan efektif. Apakah Anda sudah cukup berkaca bagaimana Anda mengajarkan dan menularkan ilmu kepada kami? Dengan sistem yang hanya butuh mengajar 3 kali untuk ujian dan sisanya Anda tidak bisa hadir karena suatu hal. Lalu, apa-apaan yang Anda laukan mengadakan ujian pada H-2 batas pemasukan nilai. Sistem yang kau terapkan yang membuat kami mendapatkan nilai jeblok. Dan saya dengan tegas menyalahkan Anda atas kejeblokan nilai ini. Perlukah saya meminta pertanggungjawaban?
Mahasiswa UI bukan mahasiswa yang bodoh bapak, jika dalam satu kelas semua mendapatkan nilai jelek pastilah ada sesuatu di balik itu. Dan untuk masalah ini, sekali lagi saya menyalahkan ANDA!!!! Bapak, banyak sekali yang kecewa dengan nilai ini. ketahuilah saya masih tidak rela mendapatkan nilai ini. Karena saya yakin bisa mendapat nilai lebih untuk mata kuliah Anda. Mata kuliah Anda membuatku tidak bisa mempersembahkan nilai terbaik untuk oleh-oleh keluargaku di kampung. Mata kuliah Anda membuat IP dan IPK turun dan itu sangat membahayakan nasib beasiswaku. Semoga adik-adik angkatan saya tidak merasakan kekecewaan kami. Semoga saya tidak akan menemui dosen seperti Anda di kampus perjuangan ini.

Depok, 11 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar