Jumat, 15 Juni 2012

My Idol ternyata sudah gantung raket

Jumat 15 Juni kemaren akhirnya aku bisa nonton lagsung event tahunan bulatangkis yang mepertontonkan aksi dari atlet-atlet dunia yaitu Djarum Indonesia Open (DIO). Jadi inget jaman SMA, dulu aku pengen banget kuliah di Jakarta biar bisa nonton DIO terutama nonton pemain favoritku Bao Chunlai asal China. Dari SMP aku udah ngefans banget sama Bao, bahkan sampai temen2 sekelas memanggilku dengan nama Bao sampai SMA. Namun, di saat aku bisa menonton langsung DIO, si Bao ga ikut bertanding. Dan yang paling mengagetkan lagi adalah ternyata Bao sudah gantung raket di akhir 2011 lalu karena masalah cidera. Setelah gantung raket, Bao beraih profesi sebagai presenter. Dan inilah biografi dan perjalanan karir seorang Bao Chunlai.


Sosok yang selalu menjadi magnet bagi para remaja putri dalam setiap pertandingan telah memilih jalan untuk mundur dari dunia tepok bulu angsa. Dia adalah Bao Chunlai, bukan tanpa alasan ia mundur, selain karena cedera, banyak alasan ia tak memilih melanjutkan karier bulutangkisnya.

Bao Chunlai lahir 17 Februari 1983 di Hunan, China. Saat ini umurnya sudah sekitar 29 tahun. Sebagai pebulutangkis, tinggi badannya tergolong tinggi nyaris 2 meter, tepatnya sekitar 1,91 m dengan berat badan proporsional, 78 kg. Selain Lin Dan, ia merupakan salah satu pebulutangkis Top yang kidal. Sekarang, generasi Pebulutangkis Kidal yang mendunia selain Lin Dan dan Bao tidaklah banyak.
Karier Bao cemerlang di usia muda. Dalam karier juniornya, ia berhasil menjadi Juara Dunia Junior di tahun 2010 lalu, mengalahkan Lee Chong Wei di Semifinal dan menang di Final atas Sony Dwi Kuncoro. Berikut ini perjalanan karier Bao Chunlai.
2001 Denmark Open first title

Masih berusia sangat muda, 18 tahun, ia sudah menjuarai sebuah title bergengsi di Eropa. Turnamen yang saat ini menjadi salah satu gelar Premier, yakni Denmark Open. Di Tahun 2001, ia merengkuh gelar pertamanya sekaligus gelar satu-satunya bagi China di event itu.
Setelah menjuarai IBF Junior Championship setahun sebelumnya, ia pun memulai karier di kancah internasional. Di Final Denmark Open itu, ia mengalahkan kompatriotnya sekaligus rival terberatnya, Lin Dan. Bao menang 7–5, 7–1, 7–0.
Perjalanan menuju Final bagi Bao yang masih muda tidaklah mudah. Di Babak pertama hingga babak ketiga, ia menghadapi lawan yang cukup seimbang, yakni Wakil tuan rumah, Kasper Oedum dan 2 tunggal Indonesia, George Rimarcdi dan Agus Haryanto sebelum menghadapi lawan terberat di Kuarterfinal. Di Kuarterfinal, ia dipertemukan dengan salah satu Tunggal terbaik yang dimiliki India, Gopichand Pullela yang memiliki tipe penyerang. Namun dengan sabar, Bao menang 7-3, 7-2, 5-7 dan melaju ke Semifinal.
Di Semifinal, ia dipertemukan juga dengan salah satu Tunggal terbaik asal Malaysia, Wong Chong Hann. Sempat nyaris kalah, ia berhasil membalikkan keadakaan di gim kedua, ia menang 4-7, 8-6, 7-1.  Di Final, All Chinese Match mempertemukan Bao Chunlai dengan rivalnya, Lin Dan. Dalam pertandingan itu, Bao sukses mendikte Lin dengan skor 7-5, 7-1, 7-0. Ini menjadi gelar pertama bagi Bao.
Bao dan Indonesia Open

Bao Chunlai adalah atlet China yang sering mengikuti Kejuaraan Indonesia Open sejak tahun 2002. Masih bertitel ‘Sanyo Indonesia Open 2002′ (Djarum mensponsori Indonesia Open sejak 2004), kala itu Bao sukses menjadi Semifinalis.
Lin Dan yang turun sebagai Tunggal unggulan kedua dan diperkirakan bertemu Bao di Semifinal harus angkat koper paling awal, pasalnya di Babak pertama Lin harus kalah 9-15, 9-15 dari Pebulutangkis Indonesia bernama Irwansyah.
Sedangkan Bao Chunlai sukses menjungkalkan wakil Tuan rumah, Hendrawan di babak awal dengan skor 15-9, 15-7. Perjalanannya dibilang cukup mulus ke Semifinal. Di sinilah terjadi All Chinese Match di poll bawah dimana Bao bertemu dengan Chen Hong. Kali ini Chen menang 10-15, 2-15.

Bao datang lagi ke Jakarta di tahun 2003, namun kali ini ia harus tersingkir di babak ketiga oleh Taufik Hidayat dengan skor telak 4-15, 6-15. Di tahun 2004, datang sebagai unggulan kedua, Bao kembali harus puas sebagai semifinalis, Bao dikalahkan Chen Hong 15-6, 6-15, 9-15 setelah di empat laga sebelumnya ia sukses menjungkalkan empat pebulutangkis tunggal Indonesia dengan straight set, termasuk Sony Dwi Kuncoro di kuarterfinal.
Di tahun 2005, ia absen dari gelaran tahunan ini dan kembali yampil setahun setelahnya. Di Tahun 2006 itu, ia sampai di babak Final sebelum dikalahkan Taufik Hidayat. Di Tahun 2007, Bao yang menjadi unggulan kedua berhasil sampai di Final, meskipun kalah dari Lee Chong Wei 15-21, 16-21. Di Semifinal, ia berhasil melibas Taufik dengan skor 21-19, 21-19.

Di Tahun 2008, ia menjadi satu satunya peserta asal China di sektor Tunggal Putra, Lin Dan sendiri memutuskan mundur. Ditempatkan sebagai unggulan kedua, Bao sukses mengalahkan Roslin Hasim (MAS), Nguyen Tien Minh (VIE), Przemyslaw Wacha (POL) di tiga babak awal. Namun akhirnya ia harus pulang dengan tangan hampa setelah Sony Dwi Kuncoro mengalahkannya di partai Semifinal Sabtu sore. Ia kalah 21-15, 13-21, 16-21.
Di tahun 2009 ia tidak ikut serta mengingat cedera. Kejadian sama terjadi di tahun 2010, bahkan seluruh Tim kuat China tak tampil di Kejuaraan yang kala itu memperebutkan hadiah USD250.000 itu. Namun di tahun 2011, China datang dengan kekuatan penuh, mengingat kala itu Indonesia Open sudah bertitel Premier dengan hadiah USD600.000, termasuk Bao. Selain hadiah dan title premier, turnamen ini menjadi salah satu turnamen bergengsi untuk penghitungan poin Olimpiade 2012.
Penampilan di tahun 2011 menjadi penampilan terakhirnya di ajang BWF Superseries. Mengalahkan Rajiv Ouseph di babak pertama dengan skor 21-17, 21-15, Bao gagal mempersembahkan gelar Superseries setelah ditaklukan Taufik di Round 2 dengan skor 19-21, 23-25. Namun dari keseluruhan penampilannya di Indonesia Open, meskipun tak meraih satu gelar, ia lebih baik dari kompatriotnya Lin Dan yang selalu gagal di babak awal.

Selain masalah karier Indonesia Open, kehadirannya selalu menjadi magnet bagi dunia bulutangkis tanah air, terutama bagi para remaja putri yang bagaikan tersihir melihat Bao. ia selalu menjadi yang paling ditunggu. Setiap berjalan di court, tepukan selalu penonton berikan. Penampilan terakhir di Indonesia Open lalu, ketika dikalahkan Taufik, ia pun melambai-lambaikan raketnya, para remaja pun histeris.
Setelah laga itu, banyak sekali remaja putri yang mengelilinginya, tak termasuk untuk meminta tanda tangan dan berfoto. Sayang, ia tak akan datang lagi sebagai pebulutangkis di tahun 2012 mendatang.
World Championship medal

Meraih berbagai titel, belum membuat lengkap gelar dari Bao Chunlai. Soal titel bergengsi, ia masih kalah dari Lin Dan. Bahkan beberapa kali di pertemuan event bergengsi, ia dikalahkan oleh Lin Dan, termasuk di Kejuaraan Dunia BWF.
Mengawali debut di tahun 2003, ia langsung meraih medali perunggu. Di babak ketiga, ia mengalahkan Taufik Hidayat dengan skor 15-9, 15-4. Di Kuarterfinal, ia menang atas Roslin Hashim yang kala itu mengalahkan Lee Hyun Ill di babak ketiga. Melawan Roslin, Bao menang 15-7, 15-10. Sayangnya ia harus gagal di Semifinal setelah dikalahkan rekannya, Xia Xuanze dari China dengan skor 11-15, 7-15 dan membuatnya hanya meraih medali perunggu.
Di tahun 2004, gelaran ini ditiadakan karena merupakan tahun Olimpiade. Di tahun 2005, Bao kembali mengikuti ajang ini. Ditempatkan sebagai unggulan empat, ia harus tersingkir di Kuarterfinal oleh Lee Chong Wei dengan skor 5-15, 7-15. Kekalahan ini dibalas Bao di Kuarterfinal Kejuaraan Dunia 2006 dimana ia mengalahkan Lee Chong Wei yang menjadi unggulan pertama dengan skor 22-20, 12-21, 21-18. Di Babak Semifinal, ia bertemu Lee Hyun Ill dan menang 21-15, 21-19 dan gagal menuntaskan perlawanan Lin Dan di Final setelah kalah rubber 21-18, 17-21, 12-21. Ini merupakan prestasi terbaiknya di Kejuaraan Dunia.

Di Tahun 2007, menjadi unggulan keempat, ia sukses ke Semifinal namun kembali dikandaskan Lin Dan dengan skor 12-21, 20-22, ini perunggu kedua bagi Bao di Kejuaraan Dunia. Setelah Olimpiade 2008, cedera berat mulai melanda Bao. Di Kejuaraan Dunia 2009, Bao yang menjadi unggulan 11 dan diprediksi sampai di babak 16 besar tersingkir di babak pertama oleh Pebulutangkis Belanda berdarah Indonesia, Dicky Palyama dengan straight set 18-21, 14-21.
Pertemuannya dengan Lin Dan kembali terjadi di Kejuaraan Dunia tahun 2010 di Paris. Bao kalah 16-21, 13-21. Ini menjadi karir Kejuaraan Dunia terakhirnya. Kekalahan tragis di Final tahun 2006 menjadi klimaks Lin Dan dengan Bao Chunlai.
Asian Games

Karir bulutangkis di Asian Games juga tak cemerlang, sang kompatriot, Lin Dan meraih titel emas Asian Games di tahun 2010 untuk perorangan. Namun untuk beregu, Bao menjadi salah satu anggota Tim China di 3 gelaran multievent terakhir itu.
Di tahun 2002, ia tak mendapatkan jatah kuota individual, pasalnya Xia Xuansze dan Chen Hong mengisi kuota MS China. Namun ia mengantarkan China meraih perunggu setelah di Semifinal, Tim China kalah dari Indonesia 1-3.
Empat tahun kemudian, di Doha, ia didaulat sebagai pembawa bendera China di pembukaan Asian games 2006 di Doha, Qatar. Kali ini ia mendapatkan jatah kuota MS bersama Lin Dan. Di Sektor Individual, ia mengalahkan Ronald Susilo dari Singapura di Round of 16 namun kalah oleh Taufik Hidayat 16-21, 14-21 di Kuarterfinal. Namun kekalahan di sektor individual tak membuat Bao kalah di sektor beregu. Di nomor beregu putra, Bao menyumbang satu angka di Semifinal melawan Indonesia maupun Final menghadapi Korea. Tim China akhirnya mengawinkan emas beregu putra dan beregu putri Asian Games.
Di tahun 2010, saat China menjadi tuan rumah, Bao tak mendapatkan kuota setelah Lin Dan dan Chen Jin mengambil 2 tempat di Asian Games. Di Sektor beregu, China berhasil mempertahankan emas Asian Games. Kala itu di saat Lin Dan mencapai prestasi emas nya, Bao Chun Lai harus mengakui penurunan prestasi nya.
Thomas Cup

Di Kejuaraan beregu putra memperebutkan Piala Thomas ini, ia yang didapuk menjadi anggota Tim sejak 2004 telah menghantarkan China 4 kali Juara Piala Thomas. Namun untuk edisi 2012 mendatang, Tak ada sosok Bao Chunlai di court.
Di Final Thomas Cup 2004 melawan Denmark, saat kedudukan 1-1, Bao yang turun di partai ketiga dengan sabar meladeni Keneth Jonassen dan menang dengan skor 12-15, 17-15, 15-12. Unggul 2-1, China yang diatas angin, akhirnya menang setelah Sang Yang/Zheng Bo menang straight set.

Di tahun 2006, ia kembali menjadi tunggal kedua. Di Semifinal, ia harus melakoni laga dengan sabar melawan Sony namun tetap menang 21-17, 24-22. Sedangkan di Final, laga ulangan Thomas 2004 dimana Ia bertemu Kenneth Jonassen dimanfaatkan sangat baik oleh Bao dan menang 21-12, 12-21, 21-12.
Di tahun 2008 saat digelar di Jakarta, Bao Chunlai menjadi magnet tersendiri selain Lee Yong Dae. Di Final, ia bertemu dengan Lee Hyun Ill dan harus melakoni beberapa kali deuce sebelum menang 28-26, 21-11.

Di Tahun 2010, ia menjadi tunggal ketiga China setelah Chen Jin naik peringkat. Sebagai tunggal ketiga, ia jarang dimainkan dalam sistem knockout. Ia hanya dimainkan di penyisihan Grup. Yakni saat melawan Lee Hyun Ill dan menang 21-18, 21-15.
Di Kejuaraan Beregu Campuran Sudirman Cup, ia juga menjadi bagian dari tim ini di tahun 2011 lalu sekaligus menjadi kali terakhirnya. Namun, ia hanya menjadi ban serep karena di seluruh laga knockout stage mulai dari kuarterfinal hingga final, ia tidak diturunkan, melainkan Lin Dan.
Olympic career

Karir Olimpiade Bao Chunlai sangat buruk. Tampil di 2 Olimpiade, yakni di tahun 2004 dan 2008, tak ada satu pun yang menghasilkan medali. Rekannya, Lin Dan lah yang berhasil menyabet emas di tahun 2008.
Di Tahun 2004, China mengirim 3 wakil, Lin Dan, Chen Hong dan Bao Chunlai. Kala itu, Lin Dan harus gugur di babak pertama oleh Ronald Susilo, sedangkan nasib lebih baik dialami Lin Dan. Mengalahkan Shyam Gupta di babak pertama, ia gagal lolos ke kuarterfinal setelah dikalahkan Park Tae tsang dari Korea dengan skor 11-15, 12-15.
[U1513P461T180D92F4671DT20080811175346.jpg]
Di Tahun 2008, Olimpiade kembali digelar dan kali ini Beijing menjadi tuan rumah. 3 Wakil MS China hadir di Beijing, mereka adalah Lin Dan, Chen Jin dan Bao Chunlai. Chen Jin yang merupakan debutan Olimpiade sukses menggondol perunggu, sedang Bao terhenti di Kuarterfinal.
Bao yang menjadi Unggulan 3 di turnamen itu sukses melewati Kevin Cordon dari Guatemala dengan skor 21-17, 21-16 di Babak kedua dan Przemyslaw Wacha dari Polandia dengan skor 21-11, 19-21, 21-13. Ia gagal ke Semifinal setelah dikalahkan Lee Hyun Ill.

Meski bukan unggulan, Lee sukses menghempaskan unggulan 5, Kenneth Jonassen dari Denmark di babak kedua dan Marc Zwiebler di babak ketiga. Dalam perfoma terbaiknya, Lee Hyun Ill menghempaskan Bao dengan skor 23-21, 21-11 sekaligus memupuskan harapannya meraih medali.
Pensiun di tahun 2011, setahun jelang Olimpiade merupakan hal yang disesalkan oleh Bao. Sebenarnya ia sangat ingin bertahan sampai sesudah Olimpiade, tapi cederanya membuat Bao tudak bisa bertahan. Menurutnya, Setiap atlet harus menghadapi pilihan yang baru, termasuk Lin Dan. Tidak ada yang dapat bermain selamanya, jadi perubahan di kehidupan sekarang, semacam percobaan untuk menuju sebuah kesuksesan.
2009 Asian Champion

Meski gagal menyabet medali Olimpiade, karirnya tak berhenti. Ia masih berkarir dibawah pelatihan Li Yongbo. Di tahun 2009, ia berhasil meraih gelar juara Badminton Asia Championship yang kala itu digelar di Suwon, Korea Selatan.
Tanpa Lin Dan, kejuaraan itu akhirnya diraih oleh Bao. Ditempatkan sebagai unggulan keempat, Bao baru bertemu lawan yang kuat di Semifinal, ketika ia bertemu Sho Sasaki dan menang 22-20, 21-10 hanya dalam waktu 35 menit. Di Final, ia dipertemukan dengan kompatriotnya, Chen Long dan menang rubber 16-21, 21-10, 21-16 dalam duel yang berlangsung nyaris satu jam itu.
Di Badminton Asia Championship 2010, ia tak ikut serta. Namun setahun kemudian menjadi ajang terakhirnya di Asian Championship. Di tahun 2011 itu, Bao yang menjadi unggulan 7 sukses menggilas Chan Yan Kit dari Hongkong di babak 16 besar. Di Kuarterfinal, Boonsak Ponsana menjadi tumbal dengan dikalahkan 23-25, 19-21. Di Semifinal, lagi-lagi Chen Long kalah straight set 12-21, 13-21. Di Final, ia kembali dipertemukan dengan Lin Dan dan harus kalah 19-21, 13-21.
German Open 2010 last title
YONEX German Open
Di gelar 2-7 Maret 2010, di RWE Rhein-Ruhr Sporthalle, Jerman. China menunjukkan keperkasaannya di level Grand Prix dengan menyabet 4 gelar, lewat MS, WS, MD dan WD. Hanya ganda campuran yang diraih oleh Yohan Hadikusumo/Tse Ying Tsuet dari Hongkong.
Bao Chunlai menjadi satu dari empat jawara asal China. Di turnamen itu, Bao yang menjadi unggulan pertama tak terlalu mendapatkan perlawanan. Ia memenangi semua partai straight game, termasuk di Final. Mungkin partai yang cukup menyulitkan adalah ketika ia bertemu dengan Wong Chong Hann dari Malaysia yang menjadi unggulan ketiga. Meskipun begitu, Bao menang 21-18, 21-13 dan memuluskan tiketnya ke Final.
Di Final, Bao mengalahkan Chen Long, kompatriotnya yang juga berasal dari China dengan skor 21-13, 21-10. Ini menjadi salah satu gelar terakhir yang didapatnya dalam sepanjang perjalanan panjang karir profesional bulutangkisnya.
US Open 2011 : last turnament
YONEX/OCBC US Open
Turnamen OCBC US Open GP Gold 2011 adalah salah satu turnamen terakhirnya sebelum memutuskan untuk mundur. Sedangkan Indonesia Open 2011 merupakan event superseries terakhir yang ia geluti.
Di turnamen yang digelar di Amerika Serikat itu, Bao yang menjadi unggulan kelima terhenti di Kuarterfinal oleh Nguyen Tien Minh. Di Babak pertama, ia mengalahkan Pedro Yang 21-10, 21-12. Di babak kedua, ia menang atas Carl Boxter dengan 21-13, 21-15 lalu mengalahkan Wakil Jepang, Keigo Sonoda dengan 21-17, 21-16 namun kalah oleh Nguyen Tien Minh di Kuarterfinal dengan skor 18-21, 15-21.
Tien Minh sendiri menjadi lawan internasional terakhirnya. Rekor pertemuan mereka adalah 4-2 untuk kemenangan Bao. Mereka bertemu pertama kali di Indonesia Open 2008. Kala itu, Tien Minh kalah 21-17, 14-21, 17-21. Dan di Amerika Serikat mereka menjadi lawan tanding untuk kali terakhir.
Dalam bayang-bayang Lin Dan

Dengan muka yang ganteng dan keren, Bao merupakan simbol yang tidak tergantikan di dunia olahraga China dan dia memiliki banyak fans yang membuat orang lain iri hati. Tak hanya tampang, prestasinya tak jauh dari berbagai pebulutangkis top lain di dunia. Namun sebagai pebulutangkis China, karirnya dibayang-bayangi oleh kompatiot terbesarnya, Lin Dan.
Meskipun mereka adalah sahabat, Lin Dan nampaknya tak mau berbagi gelar dengan kompatriotnya itu, tak seperti saat ia mengalah dari Chen Jin di berbagai ajang. Awal pertemanan mereka dimulai di awal tahun 2000, ketika Bao menjadi Juara Dunia Junior dan Lin Dan menjadi Semifinalis. Seiring berjalannya waktu, dari junior ke senior, Lin Dan sangat gemilang, bertolak belakang dengan Bao.
Setelah gagal atas Ronald Susilo di Olimpiade Athena, Lin Dan berkata ambisius untuk menjadi Juara Olimpiade, ‘bersama dengan Bao’. Tetapi kenyataan berkata lain, Bao tersingkir di Kuarterfinal oleh Lee Hyun Ill sedang Lin Dan berhasil menerima penghargaan, bersanding dengan Chen Jin. Menyinggung soal Olimpiade 2008, ada kisah unik persahabatan mereka. Menurut beberapa situs, Bao Chunlai kala itu mengurung diri seorang diri di ruang ganti. Dia harus melewati rasa kecewa dan sakit sendirian. Saat itu Lin Dan menghibur sahabatnya. Lin Dan berkata, ”tunggu saya membawa pulang medali emas, dan saya akan membalaskan dendamu!”. Lalu Bao Chunlai menjawab : “Kalau begitu saya akan mentraktirmu!”.

Sebelumnya, di Kejuaraan Dunia 2006 di Madrid, Spanyol. Lin Dan berhasil menjadi juara dunia untuk pertama kali nya setelah berhasil mengalahkan Bao Chunlai. Pada Kejuaraan Nasional China yang memenangkan Lin Dan dengan skor telak 21-19, 21-3. Kemenangan Lin Dan dirayakannya dengan memeluk sang pelatih. Sedangkan, Bao Chunlai hanya sendirian, menanggung perasaan kecewa seorang diri.
Namun dibalik itu semua, Tuhan selalu adil. Meskipun Bao tidak pernah mendapatkan titel prestisius atau perhatian lebih dari pelatih, Bao punya hal yang tak dipunyai Lin Dan, yakni tampang dan kecintaan masyarakat yang lebih pada Bao. Tuhan memang adil.
Bentuk kecintaan para masyarakat pada Bao adalah hadiah yang diberikan kepada sang Idola. Bahkan, Bao memiliki sebuah lemari khusus dimana ia menyimpan hadiah fans, meskipun harganya tak mahal. Hadiah dari fans nya itu seperti kerajinan tangan tas, lipatan origami burung, bintang, dan lainnya. Banyaknya hadiah dari Fans membuat Bao ingin membuat sebuah pameran.
Cedera dan Gantung Raket
22 may 2009 q
Sering kita lihat Bao selalu memakai pengaman lutut di kaki kirinya. Yap.. ia menderita cedera yang cukup parah. Pasca Olimpiade 2008, ia mengalami cedera lutut. Disaat semua tim China mengadakan latihan, ia harus memulihkan cedera lututnya di Politeknik Universitas Hongkong. Bukan hanya lutut saja ternyata, pergelangan kakinya juga mengalami sedikit cedera yang membuat penampilannya sangat menurun.
Cedera ini merupakan alasan beberapa kali Bao mengundurkan diri dari berbagai turnamen, termasuk Indonesia Open 2009, padahal beberapa waktu sebelumnya ia menjuarai Singapore Open SS 2009.

Lihat saja gambar diatas, cedera lututnya sampai terlihat bengkak. Namun, setelah pensiun dan gantung raket, cedera lututnya sudah berkurang karena banyak istirahat, tidak seperti dulu saat menjadi atlet, ia harus latihan keras.
Sebenarnya Bao sempat mengatakan bahwa Kalau tahap pemulihan cederanya dalam kondisi yang bagus, ada kemungkinan dia akan bermain kembali. Pernyataan yang dikeluarkan di Bulan September itu akhirnya tak terwujud, ia akhirnya mundur. Ia mundur atau gantung raket tepat pada tanggal 21 September 2011.
Menurut Bao sendiri, Pensiun adalah masalah yang pasti dihadapi oleh semua atlet, karena tidak ada atlet yang bisa bermain selamanya. Awalnya Bao pensiun pada 2013, namun ternyata ia pensiun lebih awal.
Segan terhadap Li Na

Bao Chunlai adalah salah satu atlet yang menyukai petenis unggulan China, Li Na. Lewat Li Na lah, Tenis China dan Tenis Asia menjadi terkenal. Dialah wanita Asia pertama peraih Grand Slam turnament, yakni French Open 2011 lalu. Ia akan menjadi tumpuan China di Olimpiade 2012 mendatang. Khusus tenis, nomor Mixed Double akan kembali dipertandingkan setelah terakhir dipertandingkan di tahun 1924.
Menurut Bao, Li Na adalah atlet yang sangat gigih dan sangat berpendirian. Selain itu, ia juga menyukai atlet Deng Yaping yang berhasil membawa bendera China di Kejuaraan Tenis Meja 1997, dimana ia membawa medali emas di nomor beregu putri, tunggal putri, ganda putri dan silver untuk mixed double.

Di beberapa kali kesempatan, ia sering berfoto dengan Wang Lin, pebulutangkis Putri China yang pernah mengalami cedera namun sudah came back lagi.
Presenter

Setelah mengumkan gantung raket pada 2011 lalu, Bao Chunlai memilih menjadi Presenter. Menurutnya, menjadi seorang pembawa acara harus menekankan pada aspek komunikasi.
Bao menjadi pembawa acara TV yang berjudul “Wo Shi Mao Xian Wang” tepatnya di stasiun TV Qinghai. Acara itu merupakan acara pertualangan ke luar. Nama acara itu dalam bahasa Inggris adalah King of Adventure.
Bao mau menjadi Presenter acara ini karena menyukai program yang satu ini, karena program ini dapat membawa pergi ke banyak tempat yg belum dikunjungi, membuat mataku terbuka dan berhubungan dengan sesuatu yang mungkin seumur hidup tidak dapat didekati.

Profesi Bao itu memang disukainya. Selain senang mencari acara di Discovery Channel saat menjelajah Internet, ia sering mendownloadnya.Tak hayal ia menyetujui menjadi presenter acara travel di QingHai TV itu. Menurutnya, lewat Discovery Channel, selain belajar keterampilan melangsungkan hidup, saya merasa di dalamnya ada sebagian aturan yang mempunyai arti yang sangat penting.
Bao juga merupakan orang yang senang membaca buku sejarah, tapi ia sekarang ia lebih suka membaca majalah, apalagi yang memperkenalkan tentang keadaan negara, seperti pemanasan global dan sejenisnya. Menurut penuturan Bao, ia bersama kawannya selalu membawa satu majalah tiap orang di Bandara.
Soal cinta, Bao sekarang belum memikirkannya. Kini yang terpenting menurutnya adalah pekerjaan. Namun kriteria cewek menurut Bao adalah perempuan yang perhatian dan harus saling mengerti.
Hobi Musik

Bao adalah sosok pria yang gemar terhadap musik. Ia senang bernyanyi dan bermain alat musik, terutama gitar. Ia mengaku beberapa kali belajar main gitar bahkan membeli buku panduan khusus, tetapi sayangnya ia tak ada waktu untuk membaca buku itu. Namun, menurutnya ia belum bisa memainkan lagu sampai habis alias belum profesional.
Bao Chun Lai pernah menunjukan kebolehan nya bernyanyi dalam sebuah variety show. Tidak tanggung-tanggung lagi, Bao Chun Lai bahkan ber duet dengan penyanyi terkenal Taiwan, David Tao.

Suara Bao Chun Lai yang jernih dan merdu membuat para penggemar nya terpukau. Di tambah dengan wajah tampan Bao Chunlai dan postur tubuh nya yang jangkung, Bao Chun Lai dapat di katakan sangat pantas menjadi seorang artis.
Bao Chunlai mengatakan di saat libur akhir pekan, Ia biasa menghabiskan waktu nya untuk menyanyi di karaoke bersama dengan teman-teman satu tim nya, ia juga sering menampilkan bakat bermain gitarnya. Tidak heran kalau kepala pelatih China Li Yong Bo sering membuat lelucon terhadap Bao Chun Lai yang mengatakan, tidak heran Bao Chun Lai selalu kalah dari Lin Dan, karena waktu nya selalu di pakai untuk berlatih menyanyi.

Itulah berbagai informasi mengenai Bao Chunlai. Lihat gambar terakhir diatas, mirip  ekspresi Maria Kristin saat mengalahkan Lu Lan di Olimpiade Beijing 2008. Maria juga menggenggam tangan dan raketnya. Bedanya, Bao kidal sedang Maria menggunakan tangan kanan…. informasi ini saya dapatkan dari berbagai sumber…
salam duaribuan…

Sumber: http://duaribuan.wordpress.com/2012/04/19/bao-chunlai-dari-atlet-menjadi-presenter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar