11
september 2013, tanggal yang sudah kami tunggu dan impikan sejak satu tahun
yang lalu akhirnya datang juga. Yapp this
day is graduatrip time. Graduatrip kepanjangan dari graduation trip yang merupakan
travelling pasca wisuda bersama 8
orang yaitu saya, ayu, dewi, sinta, dita, silvi, juned, dan mba kiki. Tiket sudah
kami beli satu tahun yang lalu, awalnya rencana graduatrip ini ide dari geng
magang BKKBN (saya, ayu, dewi dan juned), waktu itu sedang ada tiket promo dari
AirAsia. Namanya aja tiket promo, pasti yang memburu tiket ini banyak. Karena takut
kehabisan, kami langsung aja ambil langkah cepat untuk segera booking, bahkan ga sempet ngasih tahu
teman-teman yang lain, hanya dita aja yang kami ajak,karena waktu itu terlintas
namanya, selain itu dita orangnya suka diajak main dan cepat ambil keputusan. Yapp
akhirnya 5 tiket tujuan Malaysia sudah kami dapatkan hanya dengan Rp.338.000,00
untuk tiket PP. Sebenarnya pengen banget ajak semua anak biost, tapi yang
sudah-sudah kalo mengajak semua terlalu banyak yang galau, terlalu banyak yang
kasih pendapat, hmmm dan pada akhirnya gagal. Setelah kami booking tiket itu sebenarnya kami pun kasih info ke teman-teman
yang lain barangkali ada yang mau gabung. Tapi hasilnya nihil. Beberapa bulan
berikutnya silvi dan sinta booking
tiket juga dengan tujuan yang sama, tapi karena ga berkoordinasi dengan saya
yang bertanggung jawab booking tiket
jadilah mereka booking untuk
keberangkatan 11 september pukul 06.30 dan pulang 18 september, sedangkan tiket
yang sudah kami beli untuk 11 september pukul 11.00 dan pulang 17 september. Rombongan
ternyata bertambah ada mba kiki (saudaranya ayu), tika dan itsna dengan tiket
keberangkatan 11 september pukul 20.00. Namun, pada akhirnya cuma mba kiki aja
yang berangkat.
Matahari
waktu itu sangat cerah, membuat antuasis kami semakin menggebu. Silvi dan sinta
tentunya akan berangkat lebih pagi karena jadwal penerbangan mereka jam 06.30.
Yang saya dengar sih mereka ga mau nginep di bandara dan lebih memilih
berangkat pagi-pagi buta. Jadi ingat penerbangan pukul 05.30 ke Thailand
Januari lalu, dimana saya lebih memilih menginap di bandara daripada mengambil
risiko terburu-buru di pagi hari. Sedangkan saya, dita, juned, ayu dan dewi
berangkat kloter ke dua. Kami berangkat jam 06.30 dengan meeting poin di jalan
kiwi dekat rumah ayu. Hmmm.. kehectican
dimulai saat saya, dita dan juned baru dikasih kabar kalo ternyata silvi dan
sinta ketinggalan pesawat. Deg… Yang paling hectic
si dewi, sampai ga nafsu makan segala takut kalo kami nanti juga bakal ketinggalan
pesawat. Belum lagi jalanan yang macet. Baru ingat kalo kami ga ngasih tau
silvi n sinta untuk web checkin dulu, husshhh pantesan aja ga bisa masuk
meskipun pesawat belum lepas landas. Suasana di mobil ayu penuh dengan perasaan
dag-dig-dug karena belum apa-apa kami udah dapat masalah begini. Beruntung ada
silvi yang cepat mengambil keputusan dan pantang mundur. Akhirnya mereka
membeli tiket lagi, beruntung pula ada promo tiket ke Malaysia dari maskapai
lain, jadilah mereka berangkat. Ga kabayang kalo silvi dan sinta ga jadi
berangkat terus nangis di pojokan kamar, dan cuma bisa kepoin kami di twitter. Belajar
dari pengalaman silvi dan sinta, langsung lah kami web check in untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi. Tetap
saja dewi masih panik sendiri di dalam mobil. Pukul 09.00 rombongan kloter kedua
sampai di Bandara Soekarno Hatta. Alhamdulillah proses ceck in sampai boarding
berjalan lanjar, kehectican pertama
telah berlalu. … And we are ready to fly
to Malaysia.
Sampailah
kami di Bandara LCCT pukul 14.00 waktu Malaysia, dan kami langsung mencari
silvi dan sinta di meeting point yang
sudah ditentukan yaitu restoran Taste of Asia, tapi silvi dan sinta sudah
menyambut di depan pintu keluar imigrasi. Aghhhh… rasanya senang sekali bertemu
2 actor of drama pagi ini (lebay). Tinggal
menunggu mba kiki yang berangkat nanti malam. Karena jeda waktunya cukup lama,
maka kami memutuskan untuk berjalan-jalan di daerah terdekat. Setelah urusan
makan dan sholat selesai, kami langsung menuju KL Sentral untuk kemudian
melanjutkan perjalanan ke Pudu Sentral. Dari LCCT ke KL sentral bisa ditempuh
dengan menggunakan bus, dari LCCT banyak tersedia bus menuju KL sentral dengan
harga 8 RM. Sampai KL sentral kami langsung melanjutkan perjalanan ke Pudu Sentral
via LRT. Pertama naik LRT menuju Masjid Jamek, kemudian pindah jalur ke Ampang
dan turun di stasiun Pasar Rakyat. Pudu Sentral berada di belakang stasiun
Pasar Rakyat, tinggal jalan kaki saja dari situ. Sampai di Pudu Sentral kami
langsung membeli tiket menuju Hatyai. Begitu masuk Pudu Sentral akan banyak
sekali calo-calo bus saling berebut, dan mereka sangat annoying menurut saya. Sejak masuk kami sudah dibuntuti si abang
calo, bahkan sampai kami sholat pun di tungguin, duhh… Singkat cerita tiket pun
sudah di tangan dengan memilih Konsortium Bus Express seharga 45 RM. Next, makan dan jalan-jalan di sekamir
Pudu Sentral yang semua ditempuh dengan jalan kaki. Tempat yang berhasil kami
kunjungi adalah China Town dan Dataran Merdeka, sebenarnya ke Masjid Jamek juga
tapi cuma bisa di depan pintu gerbang karena masjid ditutup dan sepertinya
sedang ada renovasi. Jalanan di Malaysia pada pukul 09.00 sudah sepi, ini mahh
macam di Kebumen sepinya. Beda sekali dengan Jakarta yang tak pernah mati.
Sepanjang
kami berkeliling Malaysia di malam hari itu sebenarnya kami diliputi perasaan
was-was karena masih ada mba kiki yang belum bergabung dengan kami. Semenjak menginjakkan
kaki di Malaysia kami langsung kirim whatsapp
yang berisi rincian perjalanan sedetail dan selengkap mungkin karena mba kiki
berangkat ke Malaysia sendiri dan ini perjalanan pertama kalinya ke luar negeri
pula, cewe pula, malam hari pula, di negeri orang pula… Awalnya kami masih
tenang karena sudah memberikan detail perjalanan itu dan hanya modal doa dan percaya
sama mba kiki. Namun kepanikan kembali melanda semenjak mendapat kabar kalo
pesawatnya delay. Duhh.. mana ini
tidak terprediksi sebelumnya, kami membuat itinerary
dengan waktu yang sudah terjadwal. Mana tiket ke hatyai sudah dipesan dan
jadwal keberangkatan jam 23.30, itu saja kami sudah memilih jadwal paling
akhir. Kami mencoba untuk tenang karena prediksi kami jam 23.00 mba kiki sudah
bisa sampai di Pudu Sentral ya apesnya jam 23.15 lah. Kami terus mencoba
mencari wifi agar bisa berkomunikasi dengan mba kiki. Kepanikan akan semakin
bertambah ketika kami kesulitan mencari jaringan wifi. Komunikas sempat
terputus, untung mba kiki cerdas dia beli perdana Malaysia untuk memudahkan
komunikasi akkkkk…. Jam 22.30 kami dapat kabar mba kiki sudah sampai di LCCT, Alhamdulillah
sedikit lega meski dag dig dug juga tetap ada. Langsung mba kiki naik bus ke KL
sentral dan dari kabar ternyata LRT sudah ga ada yang beroperasi. Duhhh…
semakin panik lah kami, kembali mba kiki dengan cekatan langsung naik taksi ke
Pudu Sentral. Hmm dari pengalaman sebelumnya naik taksi di Malaysia kan mahal,
yaaa… untung itu mba kiki yang punya banyak uang. Pukul 23.00 mba kiki belum
juga menampakkan batang hidungnya, kepanikan semakin memuncak. Kata seorang
teman sihh biasanya bus ngaret 10-15 menit (semoga). Di antara kami belum ada
yang masuk ke bus, kami sempatkan berdiskusi sebentar untuk nyari solusi dan
strategi. Strategi yang dijalankan adalah kami semua masuk ke bus untuk taroh
barang-barang, kemudian ada yang ijin ke toilet dan lain-lain. Kondektur bus
pun sudah tahu kalo salah satu dari kami belum datang, setiap 5 menit sekali
kondektur tanya ke kami” kawan kau sudah dimana?”. Selalu kami jawab “ sudah
dalam perjalanan”. Abang kondektur jawab “ Iya sudah dalam perjalanan di mana?”,
kami gunakan jurus ngeles “ sudah naik taksi katanya bentar lagi sampai”.
Huuuhhh si abang sudah berhenti nanya. Lima menit kemudian tanya lagi. Sampai si
silvi bilang “mau cari temannya katanya dah mau sampai”, si abang kondektur
agak marah “ nanti kalo semua keluar ada yang di toilet ada yang nyari ntar
kalian ga balik-balik”. That’s the point
bang, kalo semakin banyak yang ga ada di bus, otomatis bus mau nungguin.
Hahahahaha.. Pukul 23.45 akhirnya melihat mba kiki berlari tergopoh-gopoh dari
arah pintu keluar bus yang agak gelap. Kesannya kaya guest star running man
muncul.. Huhhhh, akhirnya. Bus pun langsung tancap gas setelah mba kiki masuk. Untung
penumpang ga bawel marahin kami, atau ngebujuk supir buat tinggalin satu orang
ini.. Hari pertama graduatrip penuh dengan jantung dag dig dug, penuh kepanikan,
mengejar waktu, berlari bak reality show
running man Korea..
|
di sekitar dataran merdeka |
|
China town |
|
jalan menuju dataran merdeka |
|
LCCT, makan siang |
|
dita dan penggemarnya (abang calo) |
|
stasiun LRT |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar