Kebumen, 9 juli 2010
Takdir, satu kata yang terus menjadi bahan pemikiran yang tak kunjung habis bagiku. Karena memang banyak rahasia Tuhan di dalamnya. Namanya juga rahasia, pasti tak ada satupun orang yang tahu dan mengetahui takdir sebelum Sang Khalik membukakan takdir itu. Rahasia itu kadang baik bagi kita namun tak jarang juga yang tak baik bagi kita. Apakah benar ada takdir baik dan takdir buruk? Pada dasarnya baik dan buruknya takdir itu tergantung pada bagaimana diri kita memandang takdir. Dalam menjalani hidup dan kehidupan ini pasti kita mempunyai harapan-harapan. Harapan apapun dan bagaimanapun itu adalah hak dan merupakan kebebasan bagi kita. Takdir dianggap baik bagi manusia ketika putusan Tuhan (takdir) itu sesuai dengan harapan kita, sebaliknya takdir dianggap buruk ketika takdir tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Masalah takdir memang sudah menjadi hak mutlak bagi Alloh untuk menentukannya. Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana kita menyikapi takdir tersebut sehingga kita yakin bahwa takdir apapun itu adalah yang terbaik karena takdir adalah putusan Tuhan yang diberikan kepada kita.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui," (Al Baqoroh: 216).
Menyikapi takdir adalah sebuah seni. Setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam menyikapi takdir. Lalu bagaimana cara menyikapi takdir agar kita bisa menerima takdir yang manjadi keputusan Tuhan? Pertama, dengan kesabaran yaitu keluasan hati untuk 'ridho' menerima realita takdir Allah apa adanya, tanpa prasangka, tanpa keluh kesah. Kedua, dengan kemampuan memetik hikmah di balik takdir. Inilah yang diatas disebut sebagai 'masalah sudut pandang'. Pandanglah takdir dengan meminjam kacamataNya, niscaya kita akan mendapati hikmah bertaburan di baliknya. Bukankah Allah tak pernah mendzalimi hambaNya, membebaninya dengan sesuatu yang tak sanggup dipikulnya?
Dan yang paling penting dan menjadi kunci sebelum kita mendapatkan takdir kita adalah usaha dan doa. Berusaha dan berdoa diyakini mampu memudahkan dan mempercepat kita dalam mendapatkan takdir kita jika takdir itu baik dan sesuai dengan keinginan kita. Selain itu usaha dan doa juga diyakini mampu merubah takdir yang semula tidak baik untuk kita menjadi baik dan sesuai dengan keinginan kita. Rasulullah bersabda: “Tidak ada yang dapat merubah takdir kecuali doa”. Dalam suatu peristiwa, Umar ingin mengungsi dari Madinah karena sedang ada wabah penyakit, lalu ia ditanya oleh seseorang: “Mengapa engkau mengungsi? Bukankah jika takdirmu tidak akan terkena penyakit, maka engkau tidak akan terkena? Lalu Umar menjawab: “Aku berpindah dari takdir yang satu (diam saja) kepada takdir yang lain (mengungsi untuk menghindari wabah penyakit)”. Dalam cerita pendek tersebut terlihat jelas bahwa hanya usaha dan doalah yang mampu merubah keputusan Tuhan.
Jadi berusaha dan berdoa adalah hal yang wajib dilakukan oleh seorang muslim, jika ia ingin mendapatkan takdir yang sesuai dengan keinginannya. Jika pun takdir yang menimpanya tidak sesuai dengan keinginannya padahal ia telah berusaha dan berdoa, maka disitulah letak ke-Maha Bijaksana-an Allah SWT. Sedang kita adalah makhluknya yang penuh keterbatasan. Kunci kebahagiaan adalah ikhlas. Bila kita bisa menerima takdir yang telah diputuskan kepada kita dengan penuh rasa ikhlas, niscaya kita akan hidup tentram dan bahagia.
Ya Allah, hanya kepadamulah kami memohon dan menggantungkan harapan. Semoga Engkau mengabulkan harapan-harapan kami jika memang harapan itu baik menurut-Mu. Namun jika harapan itu ternyata tidak baik untuk Kami, berikan kami kelapangan untuk menerima keputusan takdir yang terbaik menurut Engkau. Jika pula Engkau ingin menguji Kami dengan tidak mengabulkan harapan kami, maka berilah Kami kekuatan dan kesabaran dalam menjalaninya. Hanya Engkaulah yang Maha Mengetahui dan Maha Adil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar