Sabtu, 10 Desember 2011

Sahabat dalam semalam


Kamis 1 Desember 2011, aku rasa kita tidak akan pernah melupakan hari dan tanggal bersejarah itu. Karena suatu jalinan persahabatan terbentuk meski hanya dalam satu malam. Ternyata tak butuh waktu lama untuk mengenal kalian, hanya butuh satu malam. Siapa lagi yang bisa menyatukan kita semua kalau bukan Alloh? Dulu kita memang satu kelas semasa SMA, tapi pernahkah kita saling berbagi mimpi seperti ini? Bahkan diantara kita ada yang belum pernah bertemu sebelumnya. Namun, kita dengan mudahnya menyebut ini sahabat.

Kau datang seperti pasukan, kami menyebutnya pasukan bintaro, ya karena kalian semua sekarang tinggal dan merajut mimpi di Bintaro. Mereka adalah mba vika, yayan, ella, endah, dian dan yana. Awalnya aku menyambut kalian karena kalian adalah teman lamaku di SMA, teman yang sudah lama tidak bertemu. Di tengah kesibukan kuliah dan berbagai aktivitas kampusku, aku masih tetap menyempatkan untuk menemani kalian berjalan-jalan menikmati semua yang ada di kampusku, meski aku dengan mendadak harus meng-cancel jadwal ngajarku di ILS.

Pohon dan Gurun Pasir



Kamu sperti pohon yang tumbuh subur di gurun pasir yang tandus dan gersang. Tidak ada yg menyiraminya kcuali ALloh dengn hujannya..namun kini akupun menyadari, ternyata kau bisa tumbuh subur dimanapun.. Kau hanya butuh untuk memilih mau ditempat mana kau akan tumbuh. Kemudian kaupun dirawat, disiram setiap pagi dan tak lupa diberi pupuk juga agar cepat berbuah, padahal tanpa disirampun kau akan tetap bisa tumbuh, di gurun pasir yang sangat gersang sekalipun. Kau mungkin tak akan memilih gurun pasir itu sebagai tempat tumbuhmu kelak, namun gurun pasir sangat berharap akan ada pohon yang tumbuh. Agar panasnya mentari dan gersangnya pasir akan hilang karena pohon itu yang meneduhkan dan menggemburkan. Hanya Alloh lah yang akan membuat pohon memilih gurun pasir sebagai tempat tumbuhnya, karena hanya Alloh pula yang membuat pohon bisa bertahan hidup di gurun pasir dengan hujannya. Pohon seperti apa sebenarnya kau ini?

Jumat, 28 Oktober 2011

Semester 5, Harus Bangun Dari Lamunan


Tak terasa, kuliah berlalu dengan cepatnya. Saya pun masih sangat ingat, bagaimana perjuangan dulu sewaktu SMA untuk medapatkan UI,  masih ingat saat dengan bangganya melihat pengumuman "Lulus" UMB, masih ingat pula kesan pertama menginjakkan kaki di Depok, masih ingat bagaimana tak mengertinya aku mempersiapkan barang-barang untuk kuliah di Depok. Kini, aku sudah menjadi mahasiswa tingkat 3, ya mahasiswa semester 5 lebih tepatnya.. Aku merasa 2 tahun ini berlalu bergitu cepat, kata abang fotografer Daas berarti aku begitu menikmati masa-masa kuliah selama 2 tahun ini, soalnya kalo tidak menikmati pasti akan terasa lama..... Masa sih??

Memasuki semester 5 berarti memasuki masa 2 tahun terakhir di kampus. Sudah tua lhooo ternyata... tapi masih berasa muda aja nihh... Dua tahun ke depan adalah tantangan yang penuh rintangan. Magang, dan skripsi menjadi makhluk baru yang cepat atau lambat akan menjadi kawanku di semester 7 atau 8. Tapi oh tapi... untuk berkawan denganmu, aku perlu dari sekarang mengenalmu, pede kate denganmu.. Para dosen seringkali bilang kalo kita harus secepat mungkin berkenalan. Mereka bahkan memaksa kita untuk berkenalan dari sekarang, menanyakan kelanjutan hubungan kita. Setiap minggunya pasti selalu saja ada dosen yang memastikan apakah kita sudah cocok?? " Tema skripsi kamu apa", begitu cara mereka menanyakan sejauh mana aku mendekatimu, sejauh mana kita sudah saling mengenal, atau "mau magang dimana? interest kamu dimana?". Semua kata-kata itu sepertinya tengah menjadi favorite quotes di kalangan dosen, kalo bertemu dengan kita.

Semua itu memang harus dipikirkan dari sekarang, mereka hanya ingin membangunkan kita dari lamunan panjang yang kosong ini. Dua tahun itu bukan waktu yang lama, jangan sampai kau tertidur karena lamunanmu yang terlalu lama.. Sudah saatnya kita bangun. Mendalami keilmuan dan kompetensi kita sebagai calon sarjana kesehatan masyarakat. Temukan dimana minatmu. Kependudukan? kesehatan reproduksi?gizi? kesehatan lingkungan?penyakit menular tidak menular?? dan bidang lain dalam lingkup kesmas. Temukan masalah apa yang ingin kamu angkat? Lalu mulailah dengan menulis dan membaca banyak buku dan jurnal... SEMANGAT!!!

Minggu, 23 Oktober 2011

Aku dan Sahabat Kecilku Laskar Kemang


Siang itu aku ingat sekali, aku mengikuti perkuliahan dengan tidak fokus, berharap perkuliahan akan segera selesai. Aku harus menemui murid-murid baruku, teman-teman kecilku yang akupun belum tahu seperti apa mereka. Hari itu untuk kesekian kalinya aku harus menggunakan jatah bolos kuliahku karena program I Love Science. Program kerjasama CSR Karya Salemba Empat dan CSR Bank OCBC NISP. Program yang ditujukan untuk memberikan bimbingan belajar kepada siswa-siswa SD kelas 2-6 yang berada di sekitar kantor Bank OCBC dan merupakan anak-anak dari kalangan kurang mampu. Sebelum siap menjadi pengajar kami sekitar 28 mahasiswa UI dan IPB penerima beasiswa Karya Salemba Empat sudah mendapatkan berbagai macam training selama 2 minggu dari orang-orang hebat yang berkecimpung di dunia pendidikan, mulai dari The Social Transformer "Yohanes Surya", manusia cerdas yang pernah dimiliki Indonesia yang telah mengantarkan anak-anak Indonesia menjadi juara di berbagai Olimpiade Sains Internasional, lalu ada Guru Besar ITB I Gede Raka, Kuark Internasional dan I Teach yang kesemuanya membuat kita harus bisa menjadi Great Teacher.

Minggu, 27 Februari 2011

GREAT TEACHER


Ketika seseorang mendengar kata “guru”, banyak orang terbayang dengan sosok yang menyeramkan yang datang dengan buku bertumpuk-tumpuk, dan siap menjejalkan pelajaran seperti mereka menjejalkan pil/obat pada anak kecil. Ya, itu sosok guru yang dikenal jaman dulu, dan pertanyaannya haruskah guru dipandang demikian? Teman-teman calon pendidik anak bangsa, sudah saatnya kita mengubah definisi guru yang sudah terlanjur mendarah daging. Sebagai calon pendidik kita harus mengetahui teaching mindset. What is it? Guru yang sebenarnya bukanlah sekedar mengajarkan Matematika, Kimia, Fisika dan lain-lain. ada yang harus kita ubah panndangan kita mengenai guru“The best teacher teach from heart, not from book” Mengajar memerlukan hati, dimana suasana hati kita ketika mengajar akan sangat berpengaruh terhadap apa yang kita ajarkan. Suatu penelitian pernah membuktikan bahwa keefektifan belajar ditentukan oleh 90% faktor psikologis dan sosial, 10%nya ditentukan oleh faktor teknologis. Dan sebagai seorang fasilitator belajar kita harus bisa memanfaatkan proporsi yang 90% itu. Bagaimana caranya? Cuma ada satu cara yaitu membuat suasana belajar yang asyik. Suasana belajar yang asyik datang dari bagaimana sikap dan suasana hati si pendidik. Seperti sebuah pepatah dari I Gede Raka, Guru Besar ITB “Seseorang tidak bisa menyalakan lilin orang lain dengan lilin yang padam”. Artinya apa? Untuk menciptakan suasana yang semangat ,seorang guru juga harus lebih semangat. Jika ingin membuat suasana yang penuh keceriaan, maka seorang guru juga harus lebih ceria.

Seperti yang saya katakan di depan, bahwa seorang guru tidak hanya mengajarkan mata ajaran seperti Matematika, Fisika, Kimia, Bahasa dan lain-lain, tetapi lebih dari itu.
Seseorang tidak bisa mengajarkan apa yang dia mau
Seseorang tidak bisa mengajarkan apa yang dia tahu
Dia hanya bisa mengajarkan siapa dia
(Bung Karno dalam Buku “Bendera di Bawah Revolusi”)
Dalam penggalan artikel itu tersirat makna bahwa sebenarnya menjadi seorang guru bukanlah seseorang yang hanya bertugas mengajarkan apa yang dia mau, dan dia tahu namun lebih mengajarkan siapa dia. Pernyataan Bung Karno seolah mendapat jawaban dari William Arthur Ward bahwa:
The mediocre teacher tells. The good teacher explain. The superior teacher demonstrates and the great teacher inspires

A great teacher harus bisa menjadi inspirasi bagi anak didiknya. Untuk bisa menjadi inspirasi bagi anak didik Anda, Anda perlu menjadi pribadi yang dianggap sebagi panutan. Pertama yang harus Anda lakukan adalah menyukai apa yang Anda kerjakan. Ingatlah paradoks berbagi, dimana semakin berbagi, makin kita berkelimpahan. Untuk menerapkan paradoks berbagai Anda perlu mempunyai sifat abundance mentality yaitu mental yang berkelimpahan. Apa itu? Yaitu kuat dengan menguatkan orang lain, besar dengan membesarkan orang lain, maju dengan memajukan orang lain, cerdas dengan mencerdaskan orang lain, dan senang melihat orang lain senang. Menjadi guru itu menyenangkan, kesenangan dan kecintaan Anda yang mungkin akan mengantarkan Anda menjadi Great Teacher. You must love what you do!!!!! Selamat berkarya dan mencerdaskan anak bangsa!

NB: Sebagai bentuk notulensi Program ILS
Depok, 16 Febuari 2011

PENDIDIKAN TERBAIK DI DUNIA



Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di Dunia? Kalau Anda tidak tahu, tidak mengapa karena memang banyak yang tidak tahu bahwa negara yang menduduki peringkat pertama untuk kualitas pendidikan adalah Finlandia. Kualitas pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki, dimana perjanjian damai Indonesia dengan GAM dirundingkan, ini memang begitu luar biasa sehingga membuat iri semua guru di seluruh dunia.

Senin, 10 Januari 2011

Terimakasih Garudaku


Meski kalah, kau tetap hebat garudaku. Kau sungguh bermain sangat hebat, sangat berhati-hati, dan menikmati pertandingan dengan gembira segembira pendukungmu di seluruh penjuru negeri. Performa apikmu di setiap laga seolah menjadi bius bagi rakyat yang sudah bosan dengan politik busuk negeri ini, korupsi dan hukum yang menjadi mainan para kongkalikong negeri ini, dan bencana yang belum kering lukanya di hati rakyat. Tetesan keringatmu pejuang, seolah telah mampu membasuh dosa-dosa para elit politik dan petinggi negeri ini. Lari kencangmu di lapangan teman, seolah membawa rakyat ke suatu negeri yang tidak sebobrok Indonesia, membawa rakyat pada suatu negeri yang aman, sejahtera dan makmur. Gocekan dan tendanganmu teman seolah menjadi hiburan murah yang bisa dirasakan oleh mereka anak jalanan. Dan teriakan-teriakan kalian para supporter sungguh mengingatkan negeri ini akan kata “Aku cinta Indonesia” yang sudah lama tak terdengar di telinga rakyat. Semua ini karenamu garudaku.

3-0 menjadi angka momok bagi kami para supporter saat kau tak mampu berbuat banyak di Bukit Jalil kala itu. Namun, ku tahu garuda kau bisa melakukan lebih saat itu. Laser dan petasan menggoyahkan konsentrasimu. Tak apa, karena Tuhan tahu semua kebenaran.

29 Desember 2010 menjadi saksi perubahan masyarakat Indonesia. Tahukah kau garuda? Rakyat kita tumbuh dewasa karenamu. Mereka tak lagi anarkis ketika kau gagal meraih gelar juara. Mereka tak membalas tindakan curang supporter Malaysia di Bukit Jalil. Inilah yang ditunggu-tunggu Indonesia sejak lama. “Lebih baik kalah dengan terhormat” itu kata mereka. Terimakasih garuda akan peranmu mengubah kedewasaan rakyat Indonesia di tengah miskinnya teladan dari petinggi negeri ini, terimakasih telah menumbuhkan semangat nasionalisme, terimakasih karena kau memberikan secercah harapan untuk adik-adikmu. Teruslah menjadi kebanggaan masyarakat, teruslah menjadi hiburan untuk anak-anak jalanan, terbanglah tinggi dan bawa Indonesia menjadi lebih bermartabat dengan sayap prestasimu. Garuda di dadaku, garuda kebanggaanku, ku yakin esok hari pasti menang.

Depok, 31 Desember 2010

Surat Untukmu Bapak Dosen


Wahai bapak dosen yang selalu mengaku sebagai raja dalam kelas. Ketahuilah bahwa banyak hati-hati yang terluka ketika melihat huruf C+ menyapa di website akademik kami. Ada apa gerangan?? Aku kira C+ hanya menyapaku, tapi C adil karena dia juga menyapa teman-temanku yang lain. Nilai ini jelas tidak menggambarkan kemampuanku. Entah aku yang terlalu percaya diri atau Anda yang terlalu idealis dengan urusan nilai. Namun, aku tetap bersyukur karena ternyata ada teman yang kabarnya tidak lulus mata kuliah ini.
Bapak, kami rasa kami tidak terlalu bodoh, dan ketahuilah untuk urusan ujian pasti kami akan memperjuangkan mata kuliah Anda. Bagi kami tidak ada target kecuali A. Bagi kami mata kuliahmu tidaklah terlalu sulit, masih ada mata kuliah yang serupa meski tidak sama pada semeter ini, lebih sulit bahkan. Namun, tahukah kau bapak, aku masih bisa mendapatkan nilai A. Sistem belajar yang kau terapkan sungguh tidak profesional dan efektif. Apakah Anda sudah cukup berkaca bagaimana Anda mengajarkan dan menularkan ilmu kepada kami? Dengan sistem yang hanya butuh mengajar 3 kali untuk ujian dan sisanya Anda tidak bisa hadir karena suatu hal. Lalu, apa-apaan yang Anda laukan mengadakan ujian pada H-2 batas pemasukan nilai. Sistem yang kau terapkan yang membuat kami mendapatkan nilai jeblok. Dan saya dengan tegas menyalahkan Anda atas kejeblokan nilai ini. Perlukah saya meminta pertanggungjawaban?
Mahasiswa UI bukan mahasiswa yang bodoh bapak, jika dalam satu kelas semua mendapatkan nilai jelek pastilah ada sesuatu di balik itu. Dan untuk masalah ini, sekali lagi saya menyalahkan ANDA!!!! Bapak, banyak sekali yang kecewa dengan nilai ini. ketahuilah saya masih tidak rela mendapatkan nilai ini. Karena saya yakin bisa mendapat nilai lebih untuk mata kuliah Anda. Mata kuliah Anda membuatku tidak bisa mempersembahkan nilai terbaik untuk oleh-oleh keluargaku di kampung. Mata kuliah Anda membuat IP dan IPK turun dan itu sangat membahayakan nasib beasiswaku. Semoga adik-adik angkatan saya tidak merasakan kekecewaan kami. Semoga saya tidak akan menemui dosen seperti Anda di kampus perjuangan ini.

Depok, 11 Januari 2011