Sabtu, 12 Mei 2012

TERKADANG KITA HARUS BELAJAR UNTUK MENJADI GAGAL


Hidup tidaklah harus selalu mulus dan berjalan sesuai dengan rencana kita. Seperti kata pepatah tidak akan ada pelaut hebat yang berlayar pada samudera yang tenang. Terkadang memang harus ada jalan tikungan, kerikil tajam dan bebatuan yang menghadang. Namun, semua itu harus tetap dijalani dengan kepercayaan yang tinggi agar kita menjadi hebat. Sepertinya tidak pernah ada cerita orang hebat tanpa perjuangan. Tidak ada cerita orang sukses tanpa perjuangan. 

Sabtu, 05 Mei 2012

Apa itu cinta?


Bagiku cinta adalah keluarga, karena dari mereka aku tahu bahwa cinta adalah sebuah ketulusan. Ketulusan seorang ibu memberikan apapun yang dia punya hanya untuk melihat senyum manis anaknya. Ketulusan seorang ayah mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Mereka (keluarga) adalah guru terbaik yang mengajarkan cinta. Bahwa cinta adalah sebuah pengorbanan. Pengorbanan tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balasan materi kecuali senyum dan cinta. Bahwa cinta adalah memberi dan berbagi. Semakin banyak kita memberi dan berbagi, akan semakin banyak juga cinta yang kita peroleh.

Bagiku cinta adalah sahabat, karena dari mereka aku belajar untuk memahami. Bahwa cinta adalah sejauh mana kita bisa mengerti dan memahami orang yang ada disekitar kita. Menurunkan ego, untuk menjaga perasaan orang lain. Bahwa cinta adalah sebuah kebersamaan karena dari situlah kebahagiaan akan tercipta.

Bagiku cinta adalah agama. Karena dari situ aku mengenal sebuah ketaatan dan kepercayaan. Kalau bukan karena percaya untuk apa kita sholat, untuk apa kita puasa.

Dan bagaimana jika cinta itu adalah kamu? Aku masih tidak bisa mendefinisikan cinta karenamu. Yang aku tahu cinta adalah hasil dari menghargai kebaikan orang lain. Yang aku tahu cinta tumbuh pasti karena sebuah kebaikan. Namun, dari situlah aku mulai tidak mengerti apa beda antara cinta dan mengagumi. Jika aku terpesona pada pandangan pertama, apakah itu cinta atau sebuah bentuk kekaguman? Jika aku melihatmu karena prestasimu apakah itu cinta atau sebuah bentuk kekaguman? Jika akupun ingin memperbaiki diriku untuk memantaskan diriku jika ingin bersamamu, apakah itu cinta ataukah kekaguman? Jika dengan mengenalmu aku lebih bersemangat dan membuatku lebih baik apakah itu cinta atau kekaguman? Dan bahkan ketika kau selalu ada dalam pikiranku dan wajahmu selalu membayangiku, akupun masih tidak tahu apakah itu cinta atau kekaguman

Depok, 06 Mei 2012

PELATIHAN ABSTRACT 2 KSM ANALITICO



          Asia Pacific Academic Consortium for Public Health (APACPH) merupakan organisasi Internasional. Setiap tahun APACPH menyelenggarakan konferensi akbar yang mengundang participant dari berbagai Universitas di Region Asia Pasifik terutama yang bergerak di bidang Public Health. Tahun 2012 ini APACPH akan menyelenggarakan konferensi ke-44 di Colombo, Sri Lanka pada 14-17 Oktober 2012. Jika ingin mengikuti perhelatan konferensi akbar tersebut, kita harus mengirimkan karya abstract kita. Tema APACPH 2012 kali ini adalah "MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS BEYOND 2015:THE CHALLENGE FOR PUBLIC HEALTH".
            Tahun ini, ANALITICO UI dengan pilot project-nya yaitu Kelompok Studi Mahasiswa Analitico (KSM Analitico) menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk mempersiapkan dan mendorong mahasiswa dari Departemen Biostatistika dan Kependudukan untuk mengikuti berbagai perlombaan dan ajang konferensi yang salah satu konferensi yang dibidik adalah APACPH 2012.
          Pelatihan pertama membahas mengenai introduction of abstract yang dibawakan oleh prof. Adik Wibowo. Beliau adalah guru besar FKM UI dari Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 28 April 2012 di FKM UI. Pesertanya sendiri merupakan anggota KSM Analitico yang untuk awal karena masih pilot project dibuka untuk 20 orang peserta. Namun, tidak memungkinkan jika pilot project ini berhasil KSM akan dibuka untuk seluruh mahasiswa Departemen Biostatistika dan Kependudukan. Pelatihan pertama berlangsung dengan sukses, terbukti dengan komentar puas dari para peserta dan bertambahnya semangat dan motivasi untuk menulis abstract.

Pelatihan kedua pun dilaksanakan untuk menyempurnakan ilmu yang sudah didapatkan dari Prof. Adik. Pelatihan kedua masih tentang abstract, jika pelatihan pertama masih sekedar teori di pelatihan kedua ini peserta diajak untuk praktek langsung oleh trainer hebat Ibu Meiwita Budiharsana yang merupakan salah satu dosen pengajar Departemen Biostatistika dan Kependudukan. Beliau sudah sangat berpengalaman dalam dunia penulisan terutama penulisan ilmiah dan jurnal. Pertengahan tahun 2011 lalu beliau kembali lagi ke Indonesia setelah sekian lama bekerja di Vietnam sebagai Country Director di Population Council Viet Nam serta sebagai Country Representative di The Ford Foundation. Yang paling luar biasa lagi dari pelatihan kedua adalah datangnya triner dari luar negeri. Beliau adalah Mr. Peter Frank yang merupakan profesor dari University of Sidney.
          Dalam pelatihan kedua ini, peserta mendapat banyak sekali ilmu mengenai penulisan abstract, bisa sharing ide dan gagasan tulisan sekaligus mendapat masukan dari kedua trainer hebat tersebut. Sebelumnya peserta sudah diminta untuk menuliskan abstract dan membawa berbagai referensi yang mereke gunakan sehingga pada saat pelatihan mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan dan membuat pelatihan serta diskusi berjalan dengan sangat kondusif.
          Harapan kami, adalah bisa membekali mahasiswa biost dengan pelatihan yang berkualitas sehingga mahasiswa mengerti dan paham bagaimana menulis abstract yang baik dan termotivasi untuk mengikuti berbagai perlombaan dan konferensi. Harapan besar kami tentulah bisa bersama-sama berangkat ke Sri Lanka dengan membawa bendera kebanggaan kami Analitico UI. Go Fight and Win Analitico!

Siti Masitoh
(President of Analitico UI 2012)


Bu Meiwita Budiharsana

         

                                                                                    

Rabu, 02 Mei 2012

What If I Had Never Tried It


Aku tersenyum, dan terus tersenyum membayangkan skenario hidupku dimana Tuhan sebagai penulisnya. Tuhan telah membawaku ke kehidupan yang dulu pun aku tak pernah berani untuk memimpikannya. Mimpi untuk kuliah bagiku adalah sebuah barang mewah, karena setiap aku melakukannya, realita hidup seolah membentuk dinding-dinding tinggi yang mengukungku dan akan terus membiarkanku berada di sana. Aku mungkin salah satu dari jutaan orang yang akhirnya bisa menghancurkan tembok besar, dan hidup bebas untuk mengejar mimpi. Tapi, semua itu bukan secara tiba-tiba atau kebetulan teman. Sebagian mungkin akan menyebut ini dengan keberuntungan dari Tuhan, namun aku menyebutnya dengan perencanaan. Ya, perencanaan yang sudah aku susun sejak aku SMP. Perencanaan dimana aku sebagai pelaku dan Tuhan yang membukakan jalan. Perencanaanku dulu memang tak seperti yang aku dapatkan sekarang, karena yang aku dapatkan adalah lebih dari apa yang sudah aku rencanakan teman.
Jika aku bicara masalah kesuksesan, ada dua sosok penting di balik layar skenario kesuksesanku saat ini. Bukan valentino rossi – salah satu idola dan inspiratorku –  sang legenda balap Moto-GP yang berhasil meraih gelar juara dunia ke-sembilan kali. Bukan juga Andrea Hirata, penulis inspiratif dengan karya Tetralogi Laskar Pelangi yang sedang membooming dan menjadi best seller. Melainkan ayah dan ibuku, dua sosok yang berpengaruh besar dalam setiap langkah hidupku.