Jumat, 05 Oktober 2012

ANAK DAN PENDIDIKAN KARAKTER


Dunia pendidikan Indonesia tengah digemparkan dengan berita tawuran antara siswa SMA N 6 Jakarta dengan SMA N 70 Jakarta yang menewaskan satu siswa.Belum selesai sampai di situ,tragedi tawuran kembali terjadi keesokan harinya dan kembali menelan korban, seorang pelajar dari SMK Yayasan Karya 66.


Sebetulnya tawuran pelajar tidak hanya terjadi satu kali atau dua kali ini saja.Beberapa media massa memperkirakan bahkan sudah ada 12 pelajar yang mati sia-sia karena tawuran selama kurun waktu Januari–September 2012.Hal ini menjadi cerminan betapa bobroknya moral anak bangsa kita. Di mana adat ketimuran kita yang dulu sangat kita banggakan dan menjadi ciri khas rakyat Indonesia? Sepertinya ada yang salah dengan sistem pendidikan Indonesia. 


Pendidikan kita saat ini hanya mencetak generasigenerasi robot. Seharusnya pendidikan bukan hanya mencetak generasi yang cerdas secara otak saja, tetapi juga cerdas secara akhlak dan budi pekerti. Kecerdasan saja tidak cukup, perlu dibarengi dengan budi pekerti yang baik. Untuk itulah perlu adanya pendidikan karakter dalam sistem pendidikan Indonesia sebagaimana tertera dalam kutipan dari Dr Martin Luther King, intelligence plus character that is the goal of true education. 


Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, integritas yang membangun kualitas dan kekuatan moral seseorang. Guru sebagai sosok yang dianggap teladan oleh para siswa harus bisa menyelipkan nilai-nilai moral dalam setiap mata pelajaran,misalnya ketika belajar tentang ekosistem,siswa harus diajari pula mengenai bagaimana melestarikan alam, ketika belajar sistem reproduksi harus diajar juga mengenai sex education dan sebagainya. 


Karakter tidak bisa diwariskan, karakter terbentuk melalui proses yang panjang yang dibangun dan dikembangkan setiap hari. Theodore Roosevelt mengatakan, “To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan dalam aspek moral adalah ancaman bahaya bagi masyarakat). Saya yakin banyak orang yang cerdas secara otak di negeri ini,tetapi tidak semuanya cerdas secara budi pekerti. 


Banyak orang cerdas yang menggunakan kecerdasannya untuk membodohi rakyat seperti praktik korupsi yang seolah menjadi tren pejabat kita. Untuk itulah pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk diterapkan pada sistem pendidikan kita karena hanya moral yang bisa menjadi filter bagaimana seseorang berperilaku. Semoga tidak ada lagi korban pelajar karena tawuran. Selamatkan moral anak bangsa dengan pendidikan karakter.




SITI MASITOH
MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

Tulisan ini dimuat dalam harian Seputar Indonesia edisi 1 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar