Dunia pendidikan Indonesia tengah digemparkan dengan berita
tawuran antara siswa SMA N 6 Jakarta dengan SMA N 70 Jakarta yang menewaskan
satu siswa.Belum selesai sampai di situ,tragedi tawuran kembali terjadi
keesokan harinya dan kembali menelan korban, seorang pelajar dari SMK Yayasan
Karya 66.
Sebetulnya tawuran pelajar tidak hanya terjadi satu kali atau dua kali ini
saja.Beberapa media massa memperkirakan bahkan sudah ada 12 pelajar yang mati
sia-sia karena tawuran selama kurun waktu Januari–September 2012.Hal ini
menjadi cerminan betapa bobroknya moral anak bangsa kita. Di mana adat
ketimuran kita yang dulu sangat kita banggakan dan menjadi ciri khas rakyat
Indonesia? Sepertinya ada yang salah dengan sistem pendidikan Indonesia.
Pendidikan kita saat ini hanya mencetak generasigenerasi robot. Seharusnya
pendidikan bukan hanya mencetak generasi yang cerdas secara otak saja, tetapi
juga cerdas secara akhlak dan budi pekerti. Kecerdasan saja tidak cukup, perlu
dibarengi dengan budi pekerti yang baik. Untuk itulah perlu adanya pendidikan
karakter dalam sistem pendidikan Indonesia sebagaimana tertera dalam kutipan
dari Dr Martin Luther King, intelligence
plus character that is the goal of true education.
Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai
hidup seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, integritas yang membangun
kualitas dan kekuatan moral seseorang. Guru sebagai sosok yang dianggap teladan
oleh para siswa harus bisa menyelipkan nilai-nilai moral dalam setiap mata pelajaran,misalnya
ketika belajar tentang ekosistem,siswa harus diajari pula mengenai bagaimana
melestarikan alam, ketika belajar sistem reproduksi harus diajar juga mengenai
sex education dan sebagainya.
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter terbentuk melalui proses yang panjang
yang dibangun dan dikembangkan setiap hari. Theodore Roosevelt mengatakan, “To educate a person in mind and not in
morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek
kecerdasan otak dan bukan dalam aspek moral adalah ancaman bahaya bagi
masyarakat). Saya yakin banyak orang yang cerdas secara otak di negeri
ini,tetapi tidak semuanya cerdas secara budi pekerti.
Banyak orang cerdas yang menggunakan kecerdasannya untuk membodohi rakyat
seperti praktik korupsi yang seolah menjadi tren pejabat kita. Untuk itulah
pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk diterapkan pada sistem
pendidikan kita karena hanya moral yang bisa menjadi filter bagaimana seseorang
berperilaku. Semoga tidak ada lagi korban pelajar karena tawuran. Selamatkan
moral anak bangsa dengan pendidikan karakter.
SITI MASITOH
MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
Tulisan ini dimuat dalam harian Seputar Indonesia edisi 1 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar