Senin, 11 Maret 2013

Jatuh Cinta dengan Orang-orang Thailand



Jika dulu kita terkenal dengan adat ketimurannya, bagaimana dengan sekarang? Masihkah julukan itu melekat untuk seluruh masyarakat Indonesia dari sabang sampai merauke? Tengoklah Jakarta, preman dimana-mana. Kehidupan ibukota bahkan mengajarkan kita untuk tidak mempercayai orang dengan mudah, apalagi dengan orang yang baru kita jumpai di pinggir jalan. Bisa-bisa bukannya memberikan informasi yang benar, malah justru nyasar kalo kita tanya alamat. Apalagi kalo nanya sama tukang ojek yang ada harus naik ojeknya kalo mau tau alamat yang benar. Tak lagi murah senyum, apalagi di Jakarta orang-orang seperti lupa caranya senyum. Apakah kita (Jakarta, karena saya tidak mau menggeneralisasikan orang Indonesia) masih beradat ketimuran?

cute child: "Sawadee Kha"
Saya terkesan ketika berkunjung ke Thailand. Berinteraksi dengan orang-orang sana. Santun, dan sopan. Bahkan pada orang yang tidak dikenal mereka begitu menghormati dan ramah. Pernah suatu hari salah satu diantara kami memakai baju batik, tiba-tiba dipinggir jalan ada orang menyapa dengan bahasa Thai yang kalo dibahasakan kayaknya memuji baju batik teman saya. Saya pun pernah bertanya pada seorang tukang ojek dan dia memberikan kami petunjuk yang benar. Bagaimana dengan di Indonesia? "Ya udah sini neng bapak anterin aja", "matre banget deh". Penjual-penjual disana juga sangat santun. Kebanyakan dari mereka tidak lupa mengucapkan salam kepada pembeli dengan bahasa mereka “Sawadee Kha” dan berterimakasih setelah selesai transaksi dengan “Kapun kha” (terima kasih). It’s very nice. Saya juga pernah membeli souvenir di pasar Chatuchak yang harusnya 150 bhat tapi saya tawar 110 bhat, tapi si penjual malah kasih saya 100 bhat.. hahahha. Saya tidak tahu ini terjadi karena salah paham atau bagaimana..
Saat naik BTS (skytrain) saya mengamati banyak orang di dalam kereta. Orang tua, wanita selalu diberikan tempat duduk bahkan anak kecil. Dan manisnya ketika melihat ibu-ibu yang menggendong anak kecil diberikan tempat duduk. Setelah dia beranjak dari tempat duduk, si ibu menyuruh anak kecil itu untuk mengucapkan terimakasih. “Kapun kha” ohhh sangat lucu.. Bagaimana di Indonesia (Jakarta)? Semua orang tahu kayaknya bahwa anak kecil, wanita hamil, orangtua dan disabilitas harus diutamakan untuk duduk, tapi sepertinya banyak yang pura-pura tidak tahu. Lain lagi cerita saat naik bus, si kondektur sampai berteriak keras karena ada penumpang yang salah turun, dan meminta penumpang untuk naik kembali ke dalam bus. Kalo di Jakarta? "bodo amat lo mau nyasar atau kagak". Saya jatuh cinta dengan santun dan ramahnya mereka.

gambar diambil dari: trekearth gallery

2 komentar:

  1. Wah kamu blum pernah ke jogja ato tempat wisata indonesia yg laen,,, jangan dibandingin ama Jakarta, Thailand dikenal sebagai destinasi wisata, aplg Bangkok Ibukotanya juga sgt populer, wajar klo orgnya ramah dan baik, krn mmg hrs dituntut bgitu, kalo tdk hancurlah wajah Bangkok dan Thailand sbg destinasi wisata international,,, terlalu subjektif kamu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung. Tulisan ini memang kesannya subyektif karena memang ini pandangan pribadi saya. Tapi mohon maaf, di awal saya juga memang menegaskan utk tidak berani menggeneralisasikan anggapan saya berlaku untuk semua orang Indonesia.

      Hapus