Senin, 11 Maret 2013

Thailand Here I come (day 1)



Akhirnya mimpi itu pun menjadi nyata. Aku benar-benar bisa menginjakkan kaki di Thailand pada tanggal 20 Januari 2013. Ohhh it’s not dream. Thailand adalah negara pertama yang berhasil aku kunjungi. Banyak cerita, banyak pengalaman, banyak hal baru dan tentunya dengan teman baru.

Agenda pertama sampai di bandara Don Muang (DMK) Bangkok adalah mencari hostel yang sebelumnya sudah dipesan oleh teman yang berangkat sehari sebelum kami. Dari Bandara kami harus naik bus menuju stasiun Mochit. Harga bus-nya hanya 8 baht atau sekitar 2400 rupiah. Harga di Thailand memang tidak jauh beda dari harga di Jakarta, meski murah tapi busnya tidak sejelek yang ada di Jakarta. Kondekturnya juga sangat ramah, kebanyakan dari mereka itu perempuan. So, merasa lebih amanlah.

Kejadian lucu pertama di bus, kabanyakan penumpang akan turun di mochit sama seperti kami. Kami sudah bilang sama kondektur kalo sudah sampai mochit bilang ya. Bus berhenti di halte dan tiba-tiba banyak penumpang yang turun. Si kondektur langsung teriak-teriak “No, no please come back” dengan suara cempreng khas Thailand hahaha… Setelah semua penumpang masuk, si kondektur sampai menghela napas lega.. Ternyata kondektur disini jujur-jujur (good first impression in Thailand).

Sampai di stasiun Mochit kita melanjutkan perjalanan ke stasiun Phrom Phong menggunakan BTS (Bus Train Sky). BTS itu semacam kereta yang jalan relnya di atas. Harganya tergantung jarak berkisar antara 15-40 bhat (Rp4500-12.000). Selain jalurnya yang di atas seperti jalan layang, bedanya lagi sistem ticketing di sini serba otomatis, jadi ga perlu lagi tuhh petugas karcis sobek kaya di Indonesia. Menutup kemungkinan sekali bagi para penumpang gelap yang ga beli karcis  seperti di Indonesia. Bisa dicontoh tuh.. Di tiket penumpang juga dilengkapi dengan peta transportasi jadi ga bakal nyasar/ salah turun stasiun. Di dalam keretanya pun ada pengumuman dari operator sudah sampai dimana dan stasiun berikutnya apa, ada versi bahasa Inggrisnya jadi bener-bener ramah turis deh. Jadi pengen bahas transportasi di Thailand deh.


 
@stasiun Phrom Phong
mesin untuk beli tiket --> masukkan koin
tiket BTS lengkap dg peta



12 tahun silam tingkat kemacetan lalu lintas di Kota Bangkok digolongkan ke dalam kondisi sangat parah. Mobil katanya hanya bisa melaju dengan kecepatan 18 km/jam. Namun saat saya mengunjungi kota tersebut, wuiihhhh seperti lupa kalo dulu Bangkok pernah macet seperti di Jakarta. Pertama kali datang di Bangkok saya langsung memuji sistem transportasi di Bangkok. Ada ada beberapa macam moda transportasi yang dapat digunakan selama di Bangkok, dua yang paling utama adalah BTS (Skytrain) dan MRT (Subway). Kalo BTS jalur relnya ada di atas jalan raya, MRT jalur relnya ada di bawah tanah. Dengan 2 sistem transportasi itu saja saya rasa sudah cukup bisa mengurai kemacetan, mungkin kalo di Jakarta diterapkan sistem seperti itu akan sangat mengurangi masalah macet. Makanya pas tau Jokowi mau bikin MRT saya langsung kebayang cerdasnya beliau dalam mengatasi kemacetan di Jakarta.
BTS melaju
@ stasiun BTS


Oya kalo mau naik taksi di Thailand juga bisa tuh. Ada dua macam taksi di sini ada taxi-meter dan taksi biasa (tuk-tuk). Kalo taxi-meter mirip taksi di Indonesia yang pake argo, kalo tuk-tuk macam angkot terbuka gitu. Sayang aku cuma nyoba taxi-meter aja disini.  Harga taxi-meter di sini relative murah ga kaya di Indonesia yang mahal gila. Hehe, saking murahnya bahkan untuk numpang sholat di rumah makan muslim saja kita naik taksi, gaya banget..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar