September
kemarin merupakan bulan penuh semangat meraih mimpi, dan Alhamdulillah bulan
ini adalah bulan memetik hasil dari kerja keras kita. Aku sudah menuliskan
beberapa mimpi di semester 7 ini. Dua diantara beberapa mimpi itu adalah
tulisan bisa masuk Koran, dan bisa GO INTERNATIONAL. Tulisanku yang berjudul “Anak
dan Pendidikan Karakter” telah membuat satu mimpi terwujud dan betapa bahagia
ketika bisa mencoretkan mimpi yang sudah kita raih pertanda bahwa mimpi itu
sudah tercapai. Aku semakin yakin bahwa ketika kita berani menuliskan mimpi,
secara tidak langsung kita terbawa dalam semangat untuk mewujudkan mimpi itu. Jadi
jika kamu menginginkan sesuatu tulislah dalam buku/dinding atau apapun yang
akan membuatmu bisa memproyeksikan mimpi itu ke dalam alam bawah sadarmu.
Minggu, 21 Oktober 2012
Sabtu, 06 Oktober 2012
SELF FULFILLING PROPHECY (Part 1)
Self Fulfilling Prophecy,
Aku mengenal kata itu pertama kali di buku “Istikharah for Muslimah” sudah hamper
dua tahun yang lalu. Namun, kali ini aku kembali teringat dengan kata-kata itu
saat aku membaca artikel yang berjudul Self
Fulfilling Prophecy terpampang di sebuah Koran harian. Aku sedikit berpikir mengenai arti dari kata
itu dan mencoba mengaitkan dengan beberapa hal.
Apa
itu sebenarnya Self Fulfilling Prophecy? Self
Fulfilling Prophecy adalah ramalan yang terwujud sendiri, ramalan
yang secara langsung atau tidak, menyebabkan ramalan itu jadi nyata. Konsep ini juga dikenal dengan istilah lain seperti
Pygmalion effect yaitu suatu fenomena
yang mengungkapkan bahwa apa yang kita pikirkan atau harapkan agar terjadi
seringkali akan betul - betul menjadi kenyataan.
Jumat, 05 Oktober 2012
BIOKULUM ANALITICO UI
Sudah hampir 20 tahun HIV /AIDS tersebar di Indonesia, namun mirisnya penggunaan kondom sebagai metode pencegahan penyakit tersebut pada orang yang berisiko tidak sampai mencapai angka 5%. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Apakah kesadaran masyarakat Indonesia yang masih menganggapnya tabu?Apakah pemerintah tidak serius dalam pendistribusian kondom? Apakah ada sesuatu yang menjadi konflik dari pihak pemerintah maupun swadaya masyarakat dalam peningkatan penggunaan kondom dalam upaya pencegahan HIV/AIDS? Banyak pertanyaan yang muncul dari situasi tersebut. Mari kita bahas bersama pakarbnya dalam acara BIOKULUM (Biostatistik Kuliah Umum) dari Analitico UI
Pembicara : dr. Meiwita Paulina Budiharsana MPA., Ph.D.
Dosen Dept. Biostatistika dan Ilmu Kependudukan
Country Director Population Council Vietnam (2009 - 2011)
12 Oktober 2012
di Ruang Diskusi 5B Perpustakaan UI
Dosen Dept. Biostatistika dan Ilmu Kependudukan
Country Director Population Council Vietnam (2009 - 2011)
12 Oktober 2012
di Ruang Diskusi 5B Perpustakaan UI
ANAK DAN PENDIDIKAN KARAKTER
Dunia pendidikan Indonesia tengah digemparkan dengan berita
tawuran antara siswa SMA N 6 Jakarta dengan SMA N 70 Jakarta yang menewaskan
satu siswa.Belum selesai sampai di situ,tragedi tawuran kembali terjadi
keesokan harinya dan kembali menelan korban, seorang pelajar dari SMK Yayasan
Karya 66.
Sebetulnya tawuran pelajar tidak hanya terjadi satu kali atau dua kali ini saja.Beberapa media massa memperkirakan bahkan sudah ada 12 pelajar yang mati sia-sia karena tawuran selama kurun waktu Januari–September 2012.Hal ini menjadi cerminan betapa bobroknya moral anak bangsa kita. Di mana adat ketimuran kita yang dulu sangat kita banggakan dan menjadi ciri khas rakyat Indonesia? Sepertinya ada yang salah dengan sistem pendidikan Indonesia.
Selasa, 18 September 2012
NTB-Gorontalo: Provinsi “yang tertukar” dalam posisi AKB di Indonesia 1 dekade terakhir.
Siti Masitoh, Ahmad Junaedi, Dewi
Maharani Putri, dan Ayu Ratih Chaerunnisa
Tahun 2011 akan segera berakhir menyongsong tahun 2012. Ini berarti hasil dari MDGs akan segera dipublikasikan ke seluruh dunia di tahun 2015 artinya hanya tersisa waktu 4 tahun lagi. Dimana kah pencapaian Indonesia? Salah satu indikator yang dilihat dalam MDGs 2015 adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut sensus penduduk 2010, AKB di Indonesia saat ini mencapai 29 per kelahiran hidup. Itu berarti dari 1000 kelahiran hidup terdapat 29 kematian bayi. Angka ini sudah lebih baik dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu dimana AKB Indonesia masih mencapai 51,5. Akan tetapi, AKB Indonesia saat ini masih jauh dari target MDG’s yaitu sebesar 19. Sanggupkah Indonesia menurunkan 10 poin AKB dalam kurun waktu 4 tahun?
Dalam analisis AKB ini kami menggunakan sumber data Sensus
Penduduk (SP) 2000 dan 2010. Namun, perlu kita ketahui ada beberapa kondisi
yang membedakan hasil SP 2000 dan 2010. Di tahun 2000 jumlah provinsi hanya 30
provinsi sedangkan di tahun 2010 setelah mengalami pemekaran jumlah provinsinya
menjadi 33 provinsi. Hal ini menyebabkan ada beberapa provinsi yang tidak
memiliki data angka kematian bayi per provinsi di tahun 2000.
Secara umum, AKB di Indonesia sudah berada di bawah 30. Akan
tetapi, apabila kita lihat menurut wilayah, terjadi gap yang cukup tinggi
antara wilayah Indonesia Barat, Indonesia Timur, dan Indonesia Tengah seperti
yang tercantum pada tabel dibawah.
Tabel. Angka Kematian Bayi Berdasarkan Wilayah Bagian Indonesia Hasil SP 2000 dan SP 2010.
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa AKB tertinggi berada di wilayah Indonesia Tengah. Dari data ini saja sudah terlihat terjadinya kesenjangan antara wilayah di Indonesia, dimana seperti yang kita ketahui wilayah Indonesia Barat merupakan pusat pemerintahan dan industri di Indonesia sehingga kemungkinan akses pelayanan kesehatan di sana lebih mudah dibandingkan dengan 2 wilayah lainnya. Jika kita telaah lagi ternyata wilayah Indonesia Tengah, telah menyumbang AKB tertinggi baik ketika tahun 2000 maupun tahun 2010. Pencapaian AKB di Indonesia Tengah per provinsi dapat dilihat di grafik berikut.
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa AKB tertinggi berada di wilayah Indonesia Tengah. Dari data ini saja sudah terlihat terjadinya kesenjangan antara wilayah di Indonesia, dimana seperti yang kita ketahui wilayah Indonesia Barat merupakan pusat pemerintahan dan industri di Indonesia sehingga kemungkinan akses pelayanan kesehatan di sana lebih mudah dibandingkan dengan 2 wilayah lainnya. Jika kita telaah lagi ternyata wilayah Indonesia Tengah, telah menyumbang AKB tertinggi baik ketika tahun 2000 maupun tahun 2010. Pencapaian AKB di Indonesia Tengah per provinsi dapat dilihat di grafik berikut.
Grafik. Trend AKB di Wilayah
Indonesia Tengah Hasil SP 2000 dan SP 2010
Pada tahun 2000 posisi teratas AKB
Nasional disinggahi oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan angka 89,5 per
1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 NTB mengalami penurunan AKB menjadi 48 per 1000 kelahiran
hidup atau turun sebesar 41,5 poin dan posisi tersebut digantikan oleh Provinsi
Gorontalo dengan angka sebesar 56 per 1000 kelahiran hidup, Padahal, pada
sepuluh tahun sebelumnya Gorontalo menempati posisi 26 dari 30 provinsi dengan
AKB 58 per 1000 kelahiran hidup. Walaupun AKB di Gorontalo mengalami penurunan
tetapi penurunannya sangat kecil yaitu hanya 1,5 poin saja dalam kurun waktu 10
tahun. Seperti kita ketahui kedua provinsi tersebut berada pada
wilayah Indonesia yang sama yaitu wilayah Indonesia bagian tengah. Adakah yang
membedakan usaha untuk menurunkan AKB di antara dua provinsi tersebut sehingga
kedua provinsi tersebut ‘tertukar’ dalam posisi AKB tertinggi nasional?
Ketersediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan menjadi hal yang sangat
berhubungan dengan AKB. Untuk provinsi NTB jumlah perawat dan bidan di tahun
2009 sebesar 4.455
namun berbeda jauh sekali dengan provinsi Gorontalo yang hanya memiliki perawat
dan bidan sebanyak 1613. Jumlah Rumah Sakit di NTB tahun 2009 sebanyak 15 Rumah
Sakit tidak jauh berbeda dengan Provinsi Gorontalo di tahun 2006 yaitu sebesar
12 Rumah sakit. Perbedaan terbesar yaitu fasilitas puskesmas, di Gorontalo data
tahun 2006 jumlah puskesmas hanya 251 berbeda sangat jauh dengan NTB di tahun
2009 yang sudah mencapai 1150 puskesmas.
Tidak hanya ketersediaan fasilitas kesehatan yang menjadi
penyebab AKB, namun juga aksesibilitas masyarakat ke pelayanan kesehatan. Di
provinsi NTB faktor geografis dan ketersediaan sarana transportasi masih
menjadi kendala dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Namun jika dilihat
dari ketersedian sarana kesehatan seperti puskesmas yang tersedia di setiap
kecamatan, semestinya tidak ada lagi keluhahan terhadap akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Belum lagi ditunjang dengan keberaadaan
polindes desa yang semakin mendekatkan masyarakat dengan petugas kesehatan. Sedangkan
di Gorontalo untuk mengatasi aksesibilitas ke pelayanan kesehatan didirikan
rumah tunggu di titik rawan. Rumah tunggu ini memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat didaerah yang sulit dijangkau dengan alat transportasi dan
dengan adanya rumah tunggu ini ditekankan pada pemantauan intensif oleh dokter
dan bidan terhadap ibu-ibu hamil sehingga bisa mendeteksi kemungkinan risiko
kehamilan dan melahirkan yang nantinya mencegah kematian ibu dan bayi.
Ada data lain dari hasil Susenas
2004 yang mencengangkan bahwa di Provinsi Gorontalo, ada sebesar 45,13 persen
balita yang proses kelahirannya ditangani oleh tenaga medis (dokter, bidan dan
tenaga medis lain). Penanganan kelahiran oleh tenaga dukun justru terbanyak
yaitu sekitar 52,12 persen dan sisanya ditolong famili/keluarga/lainnya.
Padahal, berdasarkan data profil kesehatan Nusa Tenggara Barat di tahun yang
sama, terdapat 82,21 persen balita proses kelahirannya ditangani oleh tenaga
medis. Perbedaan yang cukup besar ini mungkin menjadi salah satu jawaban
mengapa penurunan AKB di Nusa Tenggara Barat lebih besar dibandingkan Provinsi
Gorontalo.
Dalam hal kebijakan sebagai upaya percepatan penurunan AKI dan AKB, Provinsi NTB melaksanakan program AKINO (Angka Kematian Ibu NOL). AKINO adalah daerah yang memiliki
Jumlah Kematian Ibu Nol, yang dipantau secara terus menerus mulai dari tingkat
RT, RW,Dasa Wisma dan Desa/Kelurahan yang dilaporkan melalui sistem pelaporan
secara berjenjang. Strategi
ini sangat berpengaruh terhadap penurunan AKB di Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan masih ada perbedaan
AKB yang cukup besar antara wilayah Indonesia Bagian Barat, Tengah, dan Timur. Waktu
pencapaian MDGs tidak lama lagi, hanya 4 tahun. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya-upaya percepatan untuk menurunkan AKB yang salah satunya adalah
dengan penekanan pada pentingnya peran pemerintah
daerah dalam revitalisasi posyandu guna meningkatkan status gizi anak serta
kesehatan ibu dan anak.
Minggu, 16 September 2012
Menjadikan Jatuh Cinta Sebagai Motivasi
Bertemu dengamu adalah nasibku.
Menjadi temanmu adalah pilihanku
Dan jatuh cinta padamu adalah di luar
kuasaku (Anonim)
Aku sangat menyukai sekali kata-kata
itu. Dan mungkin memang benar apa yang terungkap dalam kata itu. AKu percaya
dan mungkin kamupun juga demikian bahwa apa yang terjadi di dunia ini pasti
atas kehendak Tuhan. Begitupun ketika aku bertemu denganmu mungkin itupun sudah
ditakdirkan memang kita harus bertemu.
Teringat sebuah quote " JIka kamu
bertemu seseorang yang senyumnya mampu membuatmu tersenyum, mungkin kamu telah
menemukan orang yang tepat untuk hidup denganmu" dan mungkin semua orang
yang jatuh cinta pasti akan menganggap quote itu benar, tak terkecuali aku.
Orang yang sedang jatuh cinta akan mengalami serangkaian tingkah laku yang
tidak biasa. Sering senyum-senyum sendiri tidak jelas, suka melamun, dan
berkhayal tentang kamu dan dia, suka mencuri-curi pandang, selalu deg-degan
kalau ada di dekatnya dll. Dan mungkin itulah mengapa disebut jatuh cinta, kita
seperti terjatuh karena terus memikirkannya, karena kita membuang banyak waktu
hanya untuk berkhayal, dan memaksa otak untuk terus hanya memikirkan dia. Tidak
ada yang salah dengan jatuh cinta asalkan kita bisa mentransformasikannya ke
hal-hal positif.
Sedikit flash back ke
belakang, dimana akupun juga pernah merasakan jatuh cinta dan saat aku
menuliskan tulisan ini pun aku sedang tersenyum karena jatuh cinta. Aku pernah
menulis pada tulisan sebelumnya bahwa aku tidak bisa membedakan mana itu cinta
dan mengagumi. Aku tidak bisa membedakan itu lantaran orang yang aku sukai
selalu berada berapa tingkat di atasku. Dia jauh lebih hebat dariku, hebat dengan
berbagai perspektif tentunya. Hebat karena tingkah lakunya, hebat karena
akhlaknya, maupun hebat karena prestasinya. Bahkan kadang aku berpikir bahwa
orang yang aku sukai tidak mungkin bisa aku dapatkan. Namun, aku menyukai
prosesnya. Dimana jatuh cinta justru membuatku lebih termotivasi untuk menjaid
lebih baik. Oleh karena itu makanya penting untuk jatuh cinta pada orang yang
tingkatannya di atas kita. Aku pernah mendengar quote " Jika kamu ingin
mengetahui seseorang itu seperti apa, maka lihatlah siapa orang yang ada
disekitarnya dan buku apa yang dia baca". Menuruku jatuh cinta pun seperti
itu. Kepada siapa kita jatuh cinta mungkin bisa menggambarkan seperti apa kita.
Kalau kamu jatuh cinta pada juara kelas, mungkin kamu akan belajar giat dan berusaha
menjadi juara kelas atau paling tidak menjadi juara duanya, jika kamu jatuh
cinta pada orang yang rajin ibadah dan sholeh mungkin kamu akan termotivasi
menjadi seperti itu, jika kamu jatuh cinta pada orang yang dermawan mungkin
kamu juga akan menjadi dermawan. Transformasikan perasaan jatuh cinta menjadi
sebuah motivasi. Jadi jangan pernah hanya karena jatuh cinta kamu menjadi orang
yang diperdaya oleh cinta hingga membuatmu terjatuh, waktumu terbuang sia-sia,
dan prestasimu jatuh karena terus memikirkannya. Mari kita jadikan cinta
sebagai sarana untuk membangun potensi, membangun motivasi dan semangat untuk
lebih baik. Jika kita bisa bangun cinta kenapa harus jatuh cinta?
Sabtu, 15 September 2012
Pemimpin harus berani menanggung kesalahan
Tidak ada satupun orang yang mau disalahkan atas ebuah kejadian,
bahkan seorang terdakwapun akan selalu melakukan pembelaan saat sidang
berlangsung meskipun sebenernya mereka tahu bahwa mereka bersalah. Namun, bagi
pemimpin dalam organisasi hal itu menjadi sebuah kewajiban. Ya, menjadi
pemimpin harus siap menjadi orang yang akan dimintai pertanggungjawaban atas
segala sesuatu yang terjadi di organisasi. Sebuah kebaikan ataupun sebuah
keburukan semua mau tak mau pasti akan ditanggung jika kita menjadi seorang
pemimpin. Namun bagaimakah jika kita harus menanggung sebuah keburukan?
Ya, apapun yang terjadi di sebuah organisasi
itu menjadi tanggung jawab Anda wahai para leader. Oleh karena itu menjadi pemimpin
harus siap dengan pundak yang kokoh. Jika ada yang tidak beres dengan
organisasi seperti proker tidak berjalan, acara gagal dll meskipun
pelaksananya bukan Anda, namun tetap saja Anda harus take responsibility atas semua itu. Karena semua itu
tak lepas dari kurangnya kemampuan Anda untuk memimpin, mengorganisir dan
memotivasi bawahan. Dan akupun belajar untuk seperti itu.
Ketika kepala divisiku membuat kesalahan
dengan pihak departemen karena dianggap mengirim sms undangan yang kurang
sopan, dan membuat kepala departemen marah. Itu memang bukan aku yang mengirim
sms kurang sopan, namun aku harus berjiwa besar untuk meminta maaf ke kepala
departemen. Dan disitulah aku belajar menjadi pemimpin yang bertanggung jawab,
dan menjadi pemimpin yang berani mengakui kesalahan.
Depok, 15 September 2012
Apa yang sudah aku lakukan tahun ini?
Tahun 2012 cepat sekali berjalan, tak
terasa sudah bulan september. Waktu yang berjalan begitu cepat ternyata tidak
diimbangi dengan prestasi yang melejit. Apa sebenarnya yang sudah aku lakukan
selama hampir setahun ini? Tanpa gelar, tanpa tambahan prestasi. CV pun
sepertinya tak kunjung memanjang. Tulisanpun tak kunjung bertambah. Seperti
jalan di tempat..
Ku coba membuka folder kumpulan
catatanku dan mencari sebuah file target di tahun 2012. Dan ternyata nothing. Mungkin
aku lupa menyimpan atau memang lupa telah menghapusnya?? Mimpi memang harus
ditulis dan harus ditempatkan di tempat yang gampang kita baca. Agar kita bisa
mencoretnya satu persatu ketika mimpi itu tercapai dan agar kita selalu
teringat dengan mimpi mana yang belom tercapai.
Jumat, 15 Juni 2012
My Idol ternyata sudah gantung raket
Jumat 15 Juni kemaren akhirnya aku bisa nonton lagsung event tahunan bulatangkis yang mepertontonkan aksi dari atlet-atlet dunia yaitu Djarum Indonesia Open (DIO). Jadi inget jaman SMA, dulu aku pengen banget kuliah di Jakarta biar bisa nonton DIO terutama nonton pemain favoritku Bao Chunlai asal China. Dari SMP aku udah ngefans banget sama Bao, bahkan sampai temen2 sekelas memanggilku dengan nama Bao sampai SMA. Namun, di saat aku bisa menonton langsung DIO, si Bao ga ikut bertanding. Dan yang paling mengagetkan lagi adalah ternyata Bao sudah gantung raket di akhir 2011 lalu karena masalah cidera. Setelah gantung raket, Bao beraih profesi sebagai presenter. Dan inilah biografi dan perjalanan karir seorang Bao Chunlai.
Kamis, 07 Juni 2012
Pelatihan SPSS Analitico UI 2012
Pelatihan Statistika 2012
DEPARTEMEN BIOSTATISTIK DAN ILMU KEPENDUDUKAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
PELATIHAN
TEKNIK PERENCANAAN, MANAJEMEN, DAN ANALISIS DATA
DENGAN SPSS
PENGANTAR
Salah satu misi Departemen Biostatistik dan Ilmu Kependudukan adalah
menjadi pusat pengembangan metode peneitian dan analisis statistik.
Untuk itu kami mengadakan serangkaian pelatihan terkait dengan
penelitian di bidang kesehatan. Pelatihan tersebut mencakup dasar teknik
perencanaan penelitian, manajemen dan analisis data dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS. Pelatihan ini ditujukan untuk tenaga professional
yang menggunakan SPSS untuk keperluan analisis data. Oleh karena itu,
peserta diharapkan sudah memiliki kemampuan menggunakan komputer sebagai
alat bantu dan memahami konsep statistik.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Waktu : 2 - 4 Juli 2012 (Pelatihan 1)
5 - 7 Juli 2012 (Pelatihan 2)
9 - 11 Juli 2012 (Pelatihan 3)
Tempat : Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Indonesia, Depok
Lama waktu : 3 hari untuk masing-masing pelatihan
PENGAJAR
Staff pengajar Departemen Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
RINCIAN PELATIHAN
A. Pelatihan 1
Teknik Perencanaan Penelitian
Pada pelatihan ini, peserta diperkenalkan dengan berbagai pinsip dasar
dan tahapan teknik perencanaan penelitian di bidang kesehatan, serta
latihan yang interaktif.
Materi yang diberikan meliputi:
1. Metodologi penelitian kesehatan
2.Tahap-tahap pengembangan rencana penelitian
3. Pengembangan dan uji instrumen
4. Teknik pengumpulan data
5. Pembuatan template
Pengajar:
1. DR. drg. Indang Trihandini, M.Kes
2. Prof. dr. Budi Utomo, MPH, Ph.D
Waktu Pelatihan: 2 - 4 Juli 2012
B. Pelatihan 2
Manajemen Data Survei
Pada pelatihan ini, peserta diperkenalkan dengan software SPSS, yaitu
perangkat lunak yang berguna dalam melakukan manajemen dan analisis
data. Peserta akan mempelajari fungsi-fungsi manajemen data dan
fungsi-fungsi analisis data sederhana yang disediakan oleh SPSS serta
latihan interaktif menggunakan data SDKI.
Materi yang diberikan meliputi:
1. Pengenalan SPSS
2. Input dan output data
3. Variabel
4. Grafik
5. Analisis univariat
6. Analisis bivariat
Pengajar:
1. Sutanto Priyohastono, M.Kes
2. R. Sutiawan, S.Kom, M.Si
Waktu: 5-7 Juli 2012
C. Pelatihan 3
Analisis Data Survei
Pada pelatihan ini, peserta akan mempelajari teknik-teknik analisis data
yang lebih lanjut dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, serta
latihan yang interaktif menggunakan data SDKI. Untuk pelatihan ini,
peserta diharapkan telah menguasai kemampuan statistik dasar.
Materi yang diberikan meliputi:
1. Analisis regresi linear dan diagnostiknya
2. Analisis regresi logistik dan diagnostiknya
Pengajar:
1. Besral, M.Sc
2. Milla Herdayanti, SKM, M.Si
Waktu: 9-11 Juli 2011
BIAYA PER-PELATIHAN
Mahasiswa S1 Rp 300.000,-
Mahasiswa S2 Rp 500.000,-
Mahasiswa S3 Rp 750.000,-
Umum Rp 1.500.000,-
CARA PENDAFTARAN
1. Mengisi Formulir Pendaftaran
Formulir dapat diunduh disini
DOWNLOAD FORMULIR PENDAFTARAN PELATIHAN
Kirim Formulir yang telah diisi ke alamat email analitico.fkmui@yahoo.com. Tunggu konfirmasi dari kami
untuk langkah selanjutnya
Kirim Formulir yang telah diisi ke alamat email analitico.fkmui@yahoo.com. Tunggu konfirmasi dari kami
untuk langkah selanjutnya
2. Biaya per-Pelatihan:
- Mahasiswa S1 Rp 300.000,-
- Mahasiswa S2 Rp 500.000,-
- Mahasiswa S3 Rp 750.000,-
- Umum Rp 1.500.000,-
- Biaya dikirimkan ke No. Rekening 8920100042114 Bank Niaga Cab. Depok Town Square, a.n. Indang Trihandini
- Biaya pelatihan dikirimkan PALING LAMBAT SATU (1) MINGGU SEBELUM TANGGAL PELATIHAN
- Bukti transfer dikirimkan melalui email analitico.fkmui@yahoo.com
KETERANGAN TAMBAHAN
è Pendaftar yang dihitung sebagai peserta hanyalah mereka yang sudah membayar biaya pendaftaran
è Peserta yang mengundurkan diri, tidak bisa meminta kembali biaya peendaftaran
è Penerimaan peserta pelatihan untuk mahasiswa S1 dan S2 dibatasi masing-masing maksimal 6 peserta
è Peserta yang mengundurkan diri, tidak bisa meminta kembali biaya peendaftaran
è Penerimaan peserta pelatihan untuk mahasiswa S1 dan S2 dibatasi masing-masing maksimal 6 peserta
è Total peserta maksimal 40 peserta
è Software yang digunakan TIDAK diberikan kepada peserta
è Peserta akan mendapatkan MODUL PELATIHAN, SERTIFIKAT, SOUVENIR, dan Makan Siang
è Untuk informasi lebih lanjut silakan menghubungi :
Febby Elvanessa Sandra Dewi (Febby): 08786397667Tika 085719106108
Email : analitico.fkmui@yahoo.com
Twitter : @analiticoui
Facebook: Analitico UIKesekretariatan: Departemen Biostatistika dan Kependudukan Gedung A Lantai 2, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Kampus Baru Depok, 16424
Telp: 021 786 3473 Fax: 021 787 1636
Selasa, 15 Mei 2012
Sabtu, 12 Mei 2012
TERKADANG KITA HARUS BELAJAR UNTUK MENJADI GAGAL
Hidup tidaklah harus
selalu mulus dan berjalan sesuai dengan rencana kita. Seperti kata pepatah
tidak akan ada pelaut hebat yang berlayar pada samudera yang tenang. Terkadang memang
harus ada jalan tikungan, kerikil tajam dan bebatuan yang menghadang. Namun,
semua itu harus tetap dijalani dengan kepercayaan yang tinggi agar kita menjadi
hebat. Sepertinya tidak pernah ada cerita orang hebat tanpa perjuangan. Tidak ada
cerita orang sukses tanpa perjuangan.
Sabtu, 05 Mei 2012
Apa itu cinta?
Bagiku cinta adalah keluarga, karena dari mereka aku tahu
bahwa cinta adalah sebuah ketulusan. Ketulusan seorang ibu memberikan apapun
yang dia punya hanya untuk melihat senyum manis anaknya. Ketulusan seorang ayah
mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Mereka (keluarga) adalah guru terbaik
yang mengajarkan cinta. Bahwa cinta adalah sebuah pengorbanan. Pengorbanan
tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balasan materi kecuali senyum dan cinta. Bahwa
cinta adalah memberi dan berbagi. Semakin banyak kita memberi dan berbagi, akan
semakin banyak juga cinta yang kita peroleh.
Bagiku cinta adalah sahabat, karena dari mereka aku
belajar untuk memahami. Bahwa cinta adalah sejauh mana kita bisa mengerti dan
memahami orang yang ada disekitar kita. Menurunkan ego, untuk menjaga perasaan
orang lain. Bahwa cinta adalah sebuah kebersamaan karena dari situlah
kebahagiaan akan tercipta.
Bagiku cinta adalah agama. Karena dari situ aku mengenal
sebuah ketaatan dan kepercayaan. Kalau bukan karena percaya untuk apa kita
sholat, untuk apa kita puasa.
Dan bagaimana jika cinta
itu adalah kamu? Aku masih tidak bisa mendefinisikan cinta karenamu. Yang aku
tahu cinta adalah hasil dari menghargai kebaikan orang lain. Yang aku tahu
cinta tumbuh pasti karena sebuah kebaikan. Namun, dari situlah aku mulai tidak
mengerti apa beda antara cinta dan mengagumi. Jika aku terpesona pada pandangan
pertama, apakah itu cinta atau sebuah bentuk kekaguman? Jika aku melihatmu
karena prestasimu apakah itu cinta atau sebuah bentuk kekaguman? Jika akupun
ingin memperbaiki diriku untuk memantaskan diriku jika ingin bersamamu, apakah
itu cinta ataukah kekaguman? Jika dengan mengenalmu aku lebih bersemangat dan
membuatku lebih baik apakah itu cinta atau kekaguman? Dan bahkan ketika kau
selalu ada dalam pikiranku dan wajahmu selalu membayangiku, akupun masih tidak
tahu apakah itu cinta atau kekaguman
Depok, 06 Mei 2012
PELATIHAN ABSTRACT 2 KSM ANALITICO
Asia Pacific Academic
Consortium for Public Health (APACPH) merupakan organisasi Internasional. Setiap tahun
APACPH menyelenggarakan konferensi akbar yang mengundang participant dari berbagai Universitas di Region Asia Pasifik terutama
yang bergerak di bidang Public Health. Tahun 2012 ini APACPH akan
menyelenggarakan konferensi ke-44 di Colombo, Sri Lanka pada 14-17 Oktober
2012. Jika ingin mengikuti perhelatan konferensi akbar tersebut, kita harus
mengirimkan karya abstract kita. Tema APACPH 2012 kali ini adalah "MILLENNIUM
DEVELOPMENT GOALS BEYOND 2015:THE CHALLENGE FOR PUBLIC HEALTH".
Tahun ini, ANALITICO UI dengan pilot project-nya yaitu Kelompok Studi Mahasiswa
Analitico (KSM Analitico) menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk
mempersiapkan dan mendorong mahasiswa dari Departemen Biostatistika dan
Kependudukan untuk mengikuti berbagai perlombaan dan ajang konferensi yang
salah satu konferensi yang dibidik adalah APACPH 2012.
Pelatihan pertama membahas mengenai introduction of
abstract yang dibawakan oleh prof. Adik Wibowo. Beliau adalah guru besar FKM UI
dari Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Pelatihan dilaksanakan
pada tanggal 28 April 2012 di FKM UI. Pesertanya sendiri merupakan anggota KSM
Analitico yang untuk awal karena masih pilot
project dibuka untuk 20 orang peserta. Namun, tidak memungkinkan jika pilot
project ini berhasil KSM akan dibuka untuk seluruh mahasiswa Departemen
Biostatistika dan Kependudukan. Pelatihan pertama berlangsung dengan sukses,
terbukti dengan komentar puas dari para peserta dan bertambahnya semangat dan
motivasi untuk menulis abstract.
Pelatihan kedua pun dilaksanakan untuk
menyempurnakan ilmu yang sudah didapatkan dari Prof. Adik. Pelatihan kedua
masih tentang abstract, jika pelatihan pertama masih sekedar teori di pelatihan
kedua ini peserta diajak untuk praktek langsung oleh trainer hebat Ibu Meiwita Budiharsana yang merupakan salah satu
dosen pengajar Departemen Biostatistika dan Kependudukan. Beliau sudah sangat
berpengalaman dalam dunia penulisan terutama penulisan ilmiah dan jurnal. Pertengahan
tahun 2011 lalu beliau kembali lagi ke Indonesia setelah sekian lama bekerja di
Vietnam sebagai Country Director di Population
Council Viet Nam serta sebagai Country Representative di The Ford
Foundation. Yang
paling luar biasa lagi dari pelatihan kedua adalah datangnya triner dari luar
negeri. Beliau adalah Mr. Peter Frank yang merupakan profesor dari University
of Sidney.
Dalam pelatihan kedua ini, peserta mendapat banyak sekali
ilmu mengenai penulisan abstract, bisa sharing ide dan gagasan tulisan sekaligus
mendapat masukan dari kedua trainer
hebat tersebut. Sebelumnya peserta sudah diminta untuk menuliskan abstract dan
membawa berbagai referensi yang mereke gunakan sehingga pada saat pelatihan
mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan dan membuat pelatihan serta diskusi berjalan
dengan sangat kondusif.
Harapan kami, adalah bisa membekali mahasiswa biost dengan
pelatihan yang berkualitas sehingga mahasiswa mengerti dan paham bagaimana
menulis abstract yang baik dan termotivasi untuk mengikuti berbagai perlombaan
dan konferensi. Harapan besar kami tentulah bisa bersama-sama berangkat ke Sri
Lanka dengan membawa bendera kebanggaan kami Analitico UI. Go Fight and Win
Analitico!
Siti
Masitoh
(President
of Analitico UI 2012)
Bu Meiwita Budiharsana |
Rabu, 02 Mei 2012
What If I Had Never Tried It
Aku tersenyum, dan terus tersenyum
membayangkan skenario hidupku dimana Tuhan sebagai penulisnya. Tuhan telah
membawaku ke kehidupan yang dulu pun aku tak pernah berani untuk memimpikannya.
Mimpi untuk kuliah bagiku adalah sebuah barang mewah, karena setiap aku
melakukannya, realita hidup seolah membentuk dinding-dinding tinggi yang
mengukungku dan akan terus membiarkanku berada di sana. Aku mungkin salah satu
dari jutaan orang yang akhirnya bisa menghancurkan tembok besar, dan hidup
bebas untuk mengejar mimpi. Tapi, semua itu bukan secara tiba-tiba atau
kebetulan teman. Sebagian mungkin akan menyebut ini dengan keberuntungan dari
Tuhan, namun aku menyebutnya dengan perencanaan. Ya, perencanaan yang sudah aku
susun sejak aku SMP. Perencanaan dimana aku sebagai pelaku dan Tuhan yang
membukakan jalan. Perencanaanku dulu memang tak seperti yang aku dapatkan
sekarang, karena yang aku dapatkan adalah lebih dari apa yang sudah aku
rencanakan teman.
Jika aku bicara masalah kesuksesan, ada dua
sosok penting di balik layar skenario kesuksesanku saat ini. Bukan valentino
rossi – salah satu idola dan inspiratorku – sang legenda balap Moto-GP
yang berhasil meraih gelar juara dunia ke-sembilan kali. Bukan juga Andrea
Hirata, penulis inspiratif dengan karya Tetralogi Laskar Pelangi yang sedang
membooming dan menjadi best
seller. Melainkan ayah dan ibuku, dua sosok yang berpengaruh besar dalam
setiap langkah hidupku.
Minggu, 15 April 2012
This story is over
Nevermind, I'll find someone like you
I wish nothing, but the best for you too
Don't forget me, I beg, I remember you say...
Sabtu, 03 Maret 2012
Belajar Memimpin
Menjadi seorang pemimpin lebih sulit dari yang aku bayangkan. Bukan hanya
sekedar legalitas dan simbol dari sebuah organisasi. Bukan hanya sekedar
mengatur, melihat, dan turut bekerja didalamnya. Jika organisasi adalah barisan
orang-orang, maka pemimpin adalah orang yang ada diluar barisan itu. Mengatur
dan melihat dari luar barisan dan siap masuk kedalam barisan jika dibutuhkan. Dan
menjadi pemimpin pun harus tahu kemana organisasi dan orang-orang didalamnya
harus dibawa. Itulah pentingnya visi dan pemimpin itu haruslah visioner.
Jumat, 20 Januari 2012
Jangan Pernah Takut Masuk UI
Orang bilang kampusku adalah kampus perjuangan, dua
tahun yang lalu aku tak mengerti mengapa orang menyebutnya begitu. Apa bedanya
dengan kampus lain? Orang bilang kampusku bayarannya mahal, gak ada bedanya
dengan kampus-kampus yang ada di jogja itu. Yang waktu mengisi formulir
pendaftaran saja sudah disodorkan form uang sumbangan kampus. Orang bilang
hidup di jakarta itu keras, biayanya besar. Orang bilang kampusku adalah kampus
yang mendidik para demonstran. Dan orang bilang kampusku hanyalah untuk
orang-orang berkantong tebal dan artis-artis. Lalu kenapa bisa disebut kampus
perjuangan dengan perkataan orang-orang itu.
Tak terasa sudah hampir menginjak semester 6 aku
menjadi bagian dari kampus ini. Banyak hal yang berubah dari diriku. Benar memang
perkataan orang bahwa tempat mencari jati diri adalah di kampus, dan berada di
kampus mana kita berada tentunya menentukan seperti apa kita akan terbentuk. Seperti
kata pepatah klasik kalau kita berteman dengan penjual minyak wangi mungkin
kita akan menjadi wangi, kalau kita berteman dengan perampok mungkin saja kita
akan menjadi perampok, kalau kita berteman dengan orang alim mungkin saja kita
bisa menjadi alim dan kalau kita berteman dengan orang pintar dan bersemangat
mungkin saja kita bisa menjadi pribadi yang pintar dan bersemangat. Kampusku adalah
kampus yang menurutku diisi oleh orang-orang hebat. Aku selalu yakin orang yang
masuk ke kampus ini pasti pernah menjadi orang hebat, banyak cerita yang sudah
aku dengar dari beberapa temanku tentang kisah perjuangan mereka masuk ke
kampus ini. Dari situlah aku bisa mengatakan orang yang masuk kampus ini pasti
pernah menjadi hebat.
Kalo kalian tanya bagaimana perjuangan kita bisa
masuk di kampus keren ini? Aku yakin semua orang akan sepakat bahwa untuk masuk
ke kampus ini perlu belajar dengan keras. Aku saja hanya tidur 4-5 jam sehari,
jangan sekali-kali kita bersantai ria kalau ingin masuk ke kampusku, karena
peminat kampusku ada di seluruh wilayah Indonesia. Ingatlah bahwa orang-orang
yang mendaftar banyak yang jauh lebih hebat dan pintar dari Anda, makanya Anda
perlu belajar ekstra keras untuk mengungguli saingan yang berasal dari seluruh
wilayah di Indonesia ini. Banyak temanku juga yang rela harus meninggalkan
Kebumen menuju Depok untuk mengikuti bimbingan belajar yang diadakan oleh
Perhimak (Perhimpunan Mahasiswa Kebumen). Kalau ayahku bilang ke anak-anak yang
ingin masuk UI “untuk bisa masuk UI kalian sebelum tidur harus baca buku dan bangun
tidur juga harus baca buku” karena katanya aku dulu seperti itu.
Mengingat kisah perjuangan hidup memang selalu
menarik sebagai bahan pembicaraan di malam hari yang terasa lebih indah karena
tak ada ujian maupun tugas. Pembicaraan seperti ini sudah sering sekali terjadi
di kosan kami. Banyak kisah inspiratif yang kami bagi terutama tentang
perjuangan masuk ke kampus Universitas Indonesia. Orang-orang yang masuk ke
Universitas Indonesia terutama yang berasal dari Kabupaten Kebumen biasanya
memiliki alasan dan motivasi yang sama. Alasan pertama yang membuat kita tertarik untuk menjadi mahasiswa UI
adalah masalah biaya. Jangan kalian pikir UI adalah kampus bagi mereka yang
berkantong tebal saja. Jika benar seperti itu, tentu kami saat ini tak akan
pernah mengenakan jaket kuning kebanggaan kami. Jaket kuning bagiku menjadi
jendela bagi kami saat ini. Aku masih ingat betul kapan pertama kalinya aku menuliskan UI
sebagai kampus impian. Semua berawal dari datangnya kakak-kakak berjaket kuning
ke sekolahku. Sebelumnya banyak sekali kakak-kakak datang dengan jaket
almamater dengan berbagai warna. Aku sendiri tak hafal warna yang menunjukkan
ciri khas masing-masing universitas itu. Namun, aku selalu ingat dengan
rombongan kakak berjaket kuning itu. Sebelum mereka datang entah tahu dari mana
kata ‘jaket kuning’ sudah tidak asing lagi di telinga. Dengan bangga mereka
menyerukan ‘We are the yellow jacket’.
Kedatangan mereka mengubah banyak sekali pikiran siswa SMA sepertiku kala itu.
Cara presentasi yang memukau, semangat untuk menyebar mimpi, hebat, solid, ketulusan,
kemandirian dan kejujuran. Itu kesan pertama aku melihat kakak berjaket kuning.
Dari mereka aku mulai mengenal satu nama yang sangat asing bagiku yaitu BOPB. What is BOPB? BOPB itu singkatan dari
Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan. Ada yang terasa aneh di dengar yaitu
kata berkeadilan. Apa yang disebut dengan Adil disini? Dengan bahasa sederhana
yang mudah dipahami mereka menyebut bahwa berkeadilan disini adalah adil sesuai
dengan kemampuan finansial penanggung biaya. Jadi kalau kita berasal dari
keluarga kaya dan berkecukupan tentunya biayanya akan lebih mahal dari orang
menengah kebawah. Semua biaya di UI sangat memperhatikan kaya dan miskin, bukan
untuk membedakan antara si kaya dan si miskin, tapi untuk memberikan pendidikan
untuk semua kalangan. Jadi jangan pernah bilang UI adalah kampusnya anak
pejabat, orang berduit, artis atau sebagainya. Justru di UI lah banyak
mimpi-mimpi anak yang bisa dikatakan tidak mungkin kuliah karena tidak ada
biaya atau hanya bisa kuliah kalau masuk STAN akhirnya bisa kuliah, justru di
UI lah kampus yang bisa menerima orang-orang dengan ketidakberdayaan ekonomi
dan memberikan pelayanan pendidikan sekelas luar negeri.
Ada satu kisah tentang perjuangan seorang teman
yang pada awalnya tidak mendapatkan keadilan biaya di UI dalam artian biaya
yang ditetapkan dari UI masih terlalu berat bagi keluarganya namun akhirnya
sekarang dia bisa melanjutkan pendidikannya di UI. Sebut saja namanya Mawar
(bukan nama sebenarnya). Mawar telah resmi diterima sebagai mahasiswa di UI
melalui jalur SNMPTN. Dia mengajukan BOPB sesuai dengan ketentuan yang ada. Pada
saat pengumuman penentuan besaran BOPB, mawar kaget karena besaran BOPB yang
dia dapatkan sangat tinggi, tidak sesuai dengan kemampuan orangtuanya. Dengan rincian
biaya semester 2,5 juta dan Uang Pangkal 7,5 juta. Artinya orangtuanya harus
membayar 10 juta untuk bisa memasukkan anaknya di UI. Pada saat itu orangtuanya
sangat keberatan untuk membayar uang sebesar itu karena kebetulan saat itu
keluarganya sedang dililit hutang akibat ditipu teman sekantor ayahnya. Mawar
sempat putus asa, bahkan dia sampai pulang ke kampung halaman di Kebumen setelah
satu minggu menjalani kuliah di UI karena sangat bingung. Beruntunglah karena
dia dan kami anak-anak Kebumen mempunyai keluarga seperjuangan di Depok bernama
Perhimak. Ketua Perhimak mengetahui kabar kepulangan mawar, dan dengan segera
Ketua Perhimak langsung menyusulnya ke Kebumen untuk meyakinkan bahwa semua
pasti ada solusinya dan membawa mawar kembali ke Depok. Bagiku itu adalah kisah
luar biasa. Kisah keluarga yang penuh ketulusan di tanah perantauan. Kita menjadi
keluarga hanya dengan hitungan hari meski tak pernah ada akad (menyontek kata
ketua BEM ku). Sang Ketua tentu menjadi orang yang bertanggung jawab karena
berani membawa kembali mawar ke Depok. Kisah selanjutya lebih mengharukan
ternyata mawar di Depok sudah ditunggu orang-orang petinggi organisasi di UI
seperti Ketua BEM UI dan jajaran staffnya yang siap untuk membela nasib
pendidikan seorang mahasiswi. Bayangkan sebegitu care-nya mereka, padahal mereka tak pernah mengenal mawar sebelumnya.
Namun apa yang terjadi, mereka siap membela meski harus berhadapan dengan para
birokrat kampus. Merinding aku mendengar cerita itu. Dan itulah ciri khas anak
UI, tidak pernah tinggal diam dengan segala bentuk ketidakadilan. Mungkin
itulah salah satu alasan mengapa UI disebut sebagai kampus perjuangan. Ketua
BEM UI dan petinggi organisasi ternyata tak mampu mengubah keadaan, tak mampu
menurunkan besaran biaya kuliah si mawar. Tak ada cara lain temui langsung Pak
Rektor! Itu sebuah tindakan heroik menurutku. Bagaimana seorang mahasiswa
menemui rektor hanya untuk menurunkan biaya kuliah. Seperti kita tahu sendiri
pak rektor sangat sulit ditemui. Namun, itulah perjuangan teman-teman. Si mawar
diajak oleh ketua Perhimak untuk menemui Pak Rektor. Sampai sekarang aku tidak
tahu bagaimana Ketua Perhimak itu bisa membuat janji dengan Pak Rektor. Sampai sekarang
saja aku belum pernah duduk bareng dengan Pak Rektor. Hebat sekali Sang Ketua
sampai bisa membuat janji dengan Pak Rektor, duduk bareng, dan bercerita
tentang nasib mahasiswi. Perjuangan yang luar biasa teman-teman. Dan akhirnya
permasalahan biaya pun sudah terselesaikan. Biaya si mawar akan dibantu dari
beasiswa yang diberikan oleh mahasiswa UI lain yang mendapatkan 2 beasiswa. Semua
ada jalan teman-teman jika kita mau berjuang.
Untuk masalah biaya aku sampai lupa untuk
menyampaikan ini. Sewaktu aku mengikuti Trining Motivation dari rangkaian acara
UI Goes to Kebumen ada seorang
pembicara, beliau salah satu orang penting jajaran rektorat di UI yang
mengatakan ” jangan pernah takut masuk UI, karena dengarkan dan ingat
baik-baik. UI tidak akan pernah mengeluarkan mahasiswanya karena masalah biaya!”
Hal itu tentu saja menjadi tambahan semangat bagi orang sepertiku, bagi orang
yang takut kuliah karena masalah uang.
Kembali ke alasan mengapa harus memilih UI. Alasan
Kedua bagiku dan teman-teman yang
sekarang sudah menjadi mahasiswa UI adalah karena di UI banyak sekali beasiswa
yang ditawarkan. Jangan pernah takut masuk UI karena biaya hidup di Jakarta
(padahal kita di Depok) tinggi, karena banyak sekali beasiswa yang bisa kita
dapatkan asalkan kita mau mencoba. Yang aku rasakan dan mungkin teman-teman
lain rasakan juga adalah kuliah di UI itu seperti belajar tapi dibayar, kalo
orang lain bekerja lalu dibayar kalo kita belajar lalu dibayar. Anak-anak
kebumen lainnya bahkan sampai bisa mengirimi uang ke orangtua untuk membantu
biaya sekolah adiknya. Ini kisah nyata teman-teman. Aku sendiri sekarang merasa
tidak lagi membebani orangtua dengan biaya. Asalkan di UI kalian aktif
mengajukan beasiswa, InsyaALLOH jalan mendapatkan rezeki semakin terbuka lebar.
Alasan ketiga
kenapa ingin masuk UI adalah karena
prestasi UI. Bukan menjadi rahasia umum kalau UI merupakan salah satu
Universitas terbaik di Indonesia, bahkan mengungguli peringkat Sorbone University
Perancis. Universitas yang mendadak tidak asing karena disebutkan di novel Laskar
Pelangi. Universitas dimana penulisnya yaitu Andrea Hirata melanjutkan studi S2
nya.
Jangan pernah takut masuk UI teman-teman, karena
UI adalah kampus rakyat dan UI adalah kampus perjuangan. Mari berjuang bersama
meraih cita-cita dan impian kita. Tidak ada yang bisa mengubah nasib kita
kecuali kita sendiri. Berusaha, berdoa dan jangan pernah takut untuk bermimpi,
apapun mimpimu.
Depok, 21 Januari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)